-->

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Peringatkan Risiko Pelambatan Investasi


JAKARTA, LELEMUKU.COM - Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan keempat berturut-turut pada Kamis (25/5), seperti yang diperkirakan di tengah inflasi yang mereda. Namun, Gubernur BI Perry Warjiyo memperingatkan perlambatan investasi dapat memukul pertumbuhan ekonomi selama sisa tahun 2023.

BI mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%, seperti yang diprediksi dengan suara bulat oleh 31 ekonom yang disurvei oleh Reuters. BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility-nya.

Dengan inflasi yang telah berkurang tepat di atas kisaran target bank sentral, beberapa analis mengatakan BI akan segera mulai mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter untuk mendukung pertumbuhan di tengah ekspor yang melambat.

Ditanya tentang kapan BI akan mempertimbangkan penurunan suku bunga, Perry mengatakan kekhawatiran utamanya adalah ketidakpastian global yang tinggi, terutama terkait negosiasi plafon utang AS dan kemungkinan pemotongan anggaran belanja di sana.

“Itulah sebabnya fokus kebijakan kami adalah menstabilkan rupiah untuk memitigasi inflasi impor dan dampak limpahan apa pun,” kata Perry dalam konferensi pers.

Namun, BI tampak khawatir dengan pertumbuhan domestik. Meskipun mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 dalam kisaran 4,5% hingga 5,3%, bank sentral tersebut tidak lagi menyebut memprediksi "bias ke ujung atas" -- yang telah disebutkan sebelumnya dalam pernyataan bulan April.

Perry mengatakan data PDB kuartal pertama menunjukkan perlambatan pertumbuhan konstruksi dan investasi real estate dan dia mengutip tren investasi yang biasanya melambat menjelang pemilu.

Indonesia akan melangsungkan pemilihan umum pada 2024. Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan sedikit meningkat menjadi 5,03% pada kuartal pertama, berkat belanja konsumen dan belanja pemerintah yang mengimbangi perlambatan ekspor dan investasi.

Sementara itu, inflasi tahunan Indonesia turun menjadi 4,33% di bulan April, turun dari puncak tahun lalu sebesar 5,95, setelah BI menaikkan suku bunga sebanyak 225 basis poin antara bulan Agustus dan Januari.

BI memperkirakan tingkat inflasi utama akan kembali ke dalam kisaran target 2% hingga 4% pada kuartal berikutnya dan tingkat inflasi inti akan tetap berada dalam kisaran yang sama sepanjang tahun 2023.

Rupiah, yang kembali membuktikan diri sebagai mata uang negara berkembang dengan kinerja terbaik di Asia meskipun mengalami pelemahan dalam beberapa hari terakhir, tidak banyak bergerak setelah pengumuman kebijakan BI.

"Bank Indonesia memperpanjang jeda kenaikan pada suku bunga, dan berusaha menemukan keseimbangan di tengah meredanya inflasi tetapi mata uang melemah karena adanya tekanan baru terkait ketidakpastian negosiasi plafon utang AS," kata ekonom DBS Bank Radhika Rao.

Ia berharap BI menurunkan suku bunga acuan menjadi 5% pada akhir tahun, dan tidak mengubahnya dalam waktu dekat.

Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, mengatakan nada pernyataan BI mengindikasikan akan mempertahankan tingkat suku bunga hingga akhir tahun.

Para ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang dilakukan sebelum pengumuman kebijakan hari Kamis memperkirakan BI akan bertahan selama sisa tahun ini dan mulai memangkas suku bunga pada awal tahun 2024. (VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel