-->

Heru Budi Hartono Pertimbangkan Lanjutkan WFH 50 Persen Sampai Musim Hujan


JAKARTA, LELEMUKU.COM - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mempertimbangkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) bagi ASN DKI terus dijalankan sampai musim hujan tiba. Pemprov DKI memberlakukan kebijakan WFH 50 persen sebagai salah satu cara mengurangi polusi udara Jakarta.

Heru Budi Hartono mengatakan akan mengevaluasi efektivitas WFH dalam mengurangi polusi. Menurut dia, jika sampai September belum ada tanda-tanda turunnya hujan, WFH 50 persen dilanjutkan sesuai rencana.  

"Nanti kami evaluasi, kalau sudah menjelang musim hujan, kami mungkin, sampai dengan September, secara bertahap nanti kita cek satu persatu," kata Heru usai menyerahkan hasil bedah rumah untuk RW kumuh di Menteng, Ahad, 10 September 2023.

Kebijakan WFH 50 persen bagi ASN DKI sudah diberlakukan sejak 21 Agustus dan rencananya berakhir pada 21 Oktober 2023. Pemprov DKI sempat memberlakukan WFH 75 persen saat KTT ASEAN ke-43 berlangsung 5-7 September kemarin.

Tak hanya menerapkan WFH, Pemprov DKI mengupayakan banyak hal untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta. Mulai dari memasang water mist generator alat penyemprot air bertekanan tinggi di atas gedung milik pemda, menutup pabrik-pabrik yang dianggap menyebabkan polusi, hingga menggencarkan uji emisi kendaraan.

Kualitas Udara Jakarta Hari Ini

Berbeda dari berhari-hari belakangan ini, kualitas udara Jakarta pada Minggu pagi ini, 10 September 2023, terukur tidak 'Tidak Sehat'. Data dari situs IQAir, pengukuran pukul 5, menunjukkan indeks kualitas udara Jakarta pada angka 108 atau termasuk 'Tidak Sehat Untuk Kelompok Sensitif'. Kualitas udara masih terjaga satu jam setelahnya dengan nilai indeks 107.

Dengan indeks itu, Jakarta pun melorot ke peringkat 8 polusi udara terburuk di antara kota-kota besar di dunia pada pagi ini. Jakarta lebih baik antara lain daripada Kuching (Malaysia), Wuhan (Cina), dan Hanoi (Vietnam).

Berdasarkan pengukuran dari jaringan 28 alat atau stasiun IQAir, konsentrasi polutan PM2,5 di Jakarta sebesar 38 mikrogram per meter kubik. Itu setara 7,6 kali lipat dari ambang WHO--jauh lebih kecil daripada sehari sebelumnya yang 16,5 kali lipat.

Kualitas udara Jakarta yang lebih baik pada pagi ini juga terlihat dari rincian hasil pengukuran stasiun-stasiun pemantauan yang digunakan. Hanya lima stasiun yang memberi nilai indeks 'Tidak Sehat' yakni Layar Permai PIK, Duitku PG Kebon Jeruk, Pantai Mutiara, Pasir Putih, dan Taman Resort Mediterania.

Beberapa lainnya yang biasanya juga 'merah' pagi ini memberi warna 'oranye'. Mereka seperti yang ada di Pulomas Kayu putih, Jimbaran 2 dan Jakarta GBK.

Sementara itu, berdasarkan hasil pengukuran jaringan stasiun milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, indeks kualitas udara Jakarta masih menunjukkan 'Tidak Sehat' di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Pengukuran per pukul 4 menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk polutan PM2,5.

Selebihnya di Kebon Jeruk Jakarta Barat, Jagakarsa Jakarta Selatan, Bundaran HI Jakarta Pusat, dan Kelapa Gading Jakarta Utara menunjuk indeks kualitas udara 'Sedang'.(Tempo)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel