-->

Uskup Agung Inggris Justin Welby Kecam Rencana Migrasi Pemerintah


LONDON, LELEMUKU.COM - Rohaniwan paling senior Gereja Inggris, Justin Welby, Rabu (10/5) mengulangi kecamanannya terhadap rencana kontroversial pemerintah Inggris untuk mengirim pencari suaka ke Rwanda. Dia menyebut kebijakan itu “tidak dapat diterima secara moral.”

Berbicara dalam perannya sebagai anggota parlemen di House of Lords, majelis tinggi parlemen yang meneliti proposal tersebut, Welby mendesak pemerintahan Konservatif Perdana Menteri Rishi Sunak agar berbalik arah.

Jika disahkan, rancangan undang-undang tersebut akan melarang klaim suaka oleh semua pendatang melalui Selat Inggris dan rute “ilegal” lainnya, dan mentransfer mereka ke negara ketiga yang “aman,” seperti Rwanda.

Rancangan itu diusulkan sebagai tanggapan atas meningkatnya jumlah penyeberangan migran lewat Selat Inggris yang berbahaya selama bertahun-tahun dari Prancis Utara dengan perahu-perahu kecil.

Namun, rancangan itu telah memicu kecaman keras dari organisasi-organisasi internasional, aktivis pengungsi dan partai oposisi Inggris.

“Ini berisiko merusak kepentingan dan reputasi Inggris di dalam dan di luar negeri, apalagi kepentingan mereka yang membutuhkan perlindungan, atau negara-negara yang bersama-sama menghadapi tantangan ini,” kata Welby kepada rekan-rekan lainnya dalam debat majelis tersebut.

“Saya mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali sebagian besar RUU, yang gagal memenuhi sejarah kita, tanggung jawab moral kita, dan kepentingan politik dan internasional kita,” tambahnya.

Welby berbicara hanya beberapa hari setelah memimpin penobatan Raja Charles III dalam perannya sebagai pemimpin Gereja Anglikan, tetapi sebelumnya mengecam rencana tersebut, menuduh para menteri melakukan “retorika berbahaya” dan “kekejaman” dalam kebijakan suaka mereka.

'Tindakan keras'

Sunak telah berjanji untuk “menghentikan perahu-perahu” yang digunakan oleh puluhan ribu migran setiap tahun untuk melakukan perjalanan berbahaya ke pantai Inggris dari Eropa Utara.

Lebih dari 45.000 migran tiba di Inggris tahun lalu, melanjutkan tren yang berawal pada 2018.

Pemerintahan Sunak, yang mengalami kemerosotan popularitas dalam jajak pendapat dan kalah telak dalam pemilihan lokal di Inggris pekan lalu, berada di bawah tekanan domestik untuk mengekang penyeberangan migran melalui Selat Inggris. (VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel