Banjir Bandang di Denpasar Renggut Tiga Nyawa, Dua Warga Bali Masih Hilang
DENPASAR, LELEMUKU.COM – Banjir bandang yang menerjang Kota Denpasar, Bali, pada Rabu pagi (10/9/2025) menjadi salah satu peristiwa paling tragis di wilayah ini tahun ini.
Tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat derasnya arus air, sementara dua lainnya masih dinyatakan hilang hingga Rabu malam.
Banjir yang dipicu hujan deras sejak Senin (8/9/2025) merendam sejumlah wilayah, dengan kerusakan parah dilaporkan di Pasar Badung, Kertalangu, Padangsambian Kaja, Pura Demak, Sidakarya, Panjer, dan Pemogan.
Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, menyatakan bahwa prioritas utama saat ini adalah pencarian korban yang hilang dan pembersihan infrastruktur penting, khususnya Pasar Kumbasari, yang menjadi salah satu titik terparah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali melaporkan bahwa ketinggian air di beberapa wilayah mencapai hampir plafon rumah, sebuah kondisi yang disebut belum pernah terjadi sebelumnya di Denpasar.
Untuk mendukung penanganan darurat, posko pencarian orang hilang didirikan di Kertalangu dan Padangsambian Kaja, didukung oleh banjar setempat, tim SAR, dan tenaga kesehatan dari puskesmas. Posko pengungsian juga disiapkan di kedua wilayah tersebut, menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan medis.
Gubernur Bali, Wayan Koster, menyoroti dampak banjir terhadap para pedagang di Pasar Kumbasari, di mana puluhan pedagang kehilangan barang dagangan dan bangunan kios mereka rusak.
Pihaknya akan menanggung kompensasi dan rehabilitasi bangunan melalui APBD Provinsi dan Kota Denpasar.
Banjir juga menyebabkan situasi darurat di Rumah Sakit Wangaya, dengan gangguan listrik memaksa rumah sakit mengandalkan genset untuk operasional medis.
Sementara itu, prajurit Kodam IX/Udayana dan Polda Bali terus dikerahkan untuk mengevakuasi warga, membersihkan lumpur, dan mengamankan barang berharga, seperti yang terlihat di Jalan Tohpati dan Pasar Kumbasari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar memperingatkan bahwa hujan berpotensi berlanjut hingga 12 September 2025, meningkatkan risiko banjir susulan.
Penyebab utama banjir kali ini adalah curah hujan ekstrem hingga 150 mm/hari, diperparah oleh buruknya sistem drainase di wilayah seperti Tukad Badung dan Tukad Batubulan. BPBD Bali mengimbau warga untuk tetap waspada, menghindari aktivitas di dekat aliran sungai, dan segera melapor ke posko darurat jika membutuhkan bantuan. (evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
