-->

15 Ribu Warga Filipina Mengungsi, Hindari Letusan Gunung Mayon


MANILA, LELEMUKU.COM - Truk-truk bermuatan penduduk desa pada hari Selasa (13/6) terlihat bergerak meninggalkan kawasan-kawasan dekat gunung berapi Mayon yang meletus. Banyak warga ketakutan melihat lahar panas yang mengalir keluar dari kawahnya dan semburan abu sporadis.

Hampir 15.000 orang diperkirakan meninggalkan kawasan-kawasan yang berada dalam radius enam kilometer dari kawah Mayon di timur laut provinsi Albay. Gubernur Albay memperluas zona bahaya hingga sejauh satu kilometer pada hari Senin dan meminta ribuan penduduk untuk siap pindah kapan saja. Tetapi, banyak yang memilih untuk melarikan diri dari zona bahaya yang diperluas bahkan sebelum perintah evakuasi wajib diberlakukan.

“Sudah ada lahar dan hujan abu,” kata Fidela Banzuela, 61, dari sebuah truk angkatan laut yang mengangkut ia, putrinya, cucu-cucunya dan banyak tetangganya, mengungsi. “Jika gunung berapi itu meledak, kita tidak akan melihat apa-apa karena akan sangat gelap.”

Putrinya, Sarah Banzuela, melarikan diri bersama kedua anaknya, termasuk yang berusia dua tahun dan menderita asma. Ia khawatir abu vulkanik yang menghujani desa mereka selama akhir pekan bisa memicu gangguan penyakit anaknya.

Setelah berhari-hari menunjukkan aktivitas yang meningkat, Mayon mulai mengeluarkan lahar pada Minggu malam, yang mengalir perlahan menuruni dua ngarai di lereng tenggaranya, kata pakar gunung berapi pemerintah. Gumpalan abu yang mengangkasa hingga sejauh 100 meter ketika fajar pada Selasa terlihat bergerak ke arah tenggara bersama angin, menuju beberapa desa, kata Teresito Bacolcol, direktur Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina.

Video kantor berita Associated Press menunjukkan batu besar terdongkel dari sisi kubah lava di kawah Mayon kemudian jatuh dan pecah menjadi potongan-potongan kecil yang panas ketika berguling dan menabrak batu-batu lain di lereng curam gunung berapi itu.

Mayon yang menjulang setinggi 2.462 meter adalah daya tarik wisata utama di Filipina karena bentuk kerucutnya yang indah tetapi merupakan yang paling aktif dari 24 gunung berapi yang dikenal di negara kepulauan itu. Gunung itu terakhir meletus hebat pada tahun 2018, dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi. Pada tahun 1814, letusan Mayon mengubur desa-desa di dekatnya dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas. (VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel