-->

Polda Jawa Barat Pastikan Tak akan Tutupi Kasus Tabrak Lari Mahasiswi di Cianjur


JAKARTA, LELEMUKU.COM - Kepolisian Daerah Jawa Barat memastikan tidak akan menutup-tutupi proses dalam penyelidikan dan pengungkapan kasus dugaan tabrak lari yang mengakibatkan seorang mahasiswi di Cianjur. Dalam kecelakaan itu, korban dinyatakan meninggal dunia.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Ibrahim Tompo mengatakan polisi hingga kini belum memastikan mobil yang terlibat tabrak lari dengan mahasiswi itu dan terus mendalami kasus tersebut.

"Kecelakaan yang terjadi di Cianjur pada Jumat pekan lalu ini betul-betul jadi atensi kita untuk kita ungkap, tidak ada hal-hal proses penyidikan atau penyelidikan yang akan kita tutup-tutupi ke publik," kata Ibrahim Jumat 27 Januari 2023.

Ia mengatakan polisi belum bisa menentukan secara pasti mobil yang menabrak mahasiswi bernama Selvi Amalia itu, meskipun Polres Cianjur menduga mobil yang terlibat kecelakaan itu bermerek Audi. "Beberapa data atau informasi akan kita klarifikasi kembali untuk memastikan kendaraan yang menabrak mahasiswi itu," kata Ibrahim.

Kabid Humas menambahkan polisi akan memeriksa seluruh kendaraan yang diduga terlibat dalam kecelakaan itu, termasuk mobil angkutan kota yang berada dalam rangkaian peristiwa.
Polisi kejar pemilik sedan mewah

Polisi masih memburu pemilik sedan mewah yang diduga menabrak mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Suryakancana Cianjur bernama Selvi Amelia Nuraeni di Jalan Raya Bandung-Cianjur beberapa waktu lalu hingga korban meninggal dunia.

Kapolres Cianjur Ajun Komisaris Besar Polisi Doni Hermawan pada kesempatan sebelumnya menegaskan mobil sedan mewah yang diduga menabrak korban langsung melarikan diri. Mobil itu bukan rombongan kendaraan polisi yang saat itu sama-sama melintas di tempat kejadian.

"Mobil yang melindas Selvi itu mobil sedan warna hitam merek Audi tipe A8, mobil tersebut tidak masuk dalam iring-iringan kendaraan polisi. Kami mendapatkan keterangan dari saksi mata dan hasil rekaman CCTV di sejumlah titik," kata Doni di Cianjur, Rabu 25 Januari 2023.
Penjelasan sopir sedan Audi

Dalam kesempatan berbeda, Sugeng Guruh Utama, sopir yang dituding menabrak Selvi Amalia Nuraeni, 19 tahun, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Suryakancana Cianjur membantah sebagai pelaku tabrak lari.

Sugeng juga membantah sebagai penyusup dalam iring-iringan rombongan kendaraan polisi, karena dia sudah mendapatkan izin untuk masuk ke dalam iring-iringan tersebut.

"Saya mau mengklarifikasi tentang kejadian yang sebenarnya. Saya masuk ke dalam iring-iringan bukan menerobos atau memaksa merangsek, tapi semua atas sepengetahuan bos," kata Sugeng kepada wartawan di Cianjur, Jumat 27 Januari 2023.

Sugeng menyebutkan, dia disuruh untuk masuk ke dalam iring-iringan rangkaian kepolisian atas perintah dari suami majikannya.

"Suami ibu kan anggota kepolisian yang ikut dalam rombongan menuju ke TKP Wowon Serial Killer, karena sebelumnya ibu juga sudah komunikasi dengan bapak, dan disuruh ikut biar cepet," ujar Sugeng.

Sugeng mengatakan, sebelumnya dia mengira tidak ada lagi mobil yang ikut dalam rombongan, sehingga ia masuk ke dalam rombongan.

"Pas di Rumah Makan Alam Sunda di Cipanas, ibu berkomunikasi sama bapak. Saat itu saya masih tunggal (di luar rombongan), tidak lama kemudian ada rombongan melintas, dan bapak suruh ikut rombongan. Setelah rombongan lewat, baru saya masuk mengikuti dari belakang karena sudah disuruh. Awalnya saya mengira kalau saya paling akhir di rombongan, namun tidak lama saya lihat ada mobil polisi, entah rombongan atau apa namun saya lihat di belakang saya ada dua mobil polisi," katanya.
Sempat memperlambat laju mobil

Sugeng menuturkan, setelah dekat di lokasi kejadian, dia sempat memperlambat laju kendaraan karena melihat pengendara sepeda motor yang oleng.

"Saya lihat, kira-kira dua mobil di depan, ada perempuan memakai motor oleng mengerem seperti mau jatuh, lalu saya menghindar ke kiri sambil melambatkan laju kendaraan, sementara mobil di belakang saya melaju tanpa berhenti. Sepengetahuan saya itu mobil anggota polisi, sekitar dua mobil, kalau jenis saya tidak tahu yang saya lihat warnanya hitam," katanya.

Sugeng mengungkapkan, setelah menghindar kemudian memperlambat laju kendaraan, karena mendengar ada suara benturan cukup kencang.
Dikejar massa

"Setelah kurang lebih satu kilometer, saya dikejar oleh warga memakai motor. Saya kooperatif saya berhenti ke pinggir. Saya parkir mobil saya reflek ambil handphone rekam video. Saya turun dari kendaraan, orang tersebut langsung marah-marah dan menuduh saya pelakunya," katanya.

Ia pun mengajak warga untuk membuktikan. "Semua dicek dan ada bukti videonya, ternyata tidak ada lecet atau penyok bekas benturan. Mobil itu dikelilingi semua tidak ada sedikitpun goresan, jadi yang dituduhkan tidak benar. Akhirnya yang mengejar ini meminta maaf karena salah paham telah salah kejar mobil dan saya dipersilakan melanjutkan kembali perjalanan," katanya.

Karena tidak merasa menabrak, kemudian Sugeng melanjutkan perjalanan kembali ke arah Bandung.

"Saya tahu kalau saya dituduh sebagai penabrak dari media. Awalnya saya biasa saja dan mobil sudah saya serahkan. Kemudian saya berani terbuka karena saya memang tidak merasa, saya ingin meminta perlindungan," tandasnya. (Deden Abdul Aziz|Tempo)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel