-->

Krisis Ekonomi di Inggris, Liz Truss Terancam Kehilangan Jabatan


JAKARTA, LELEMUKU.COM - Liz Truss terancam kehilangan jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris akibat krisis ekonomi yang memburuk di negara tersebut. Dilansir dari Reuters yang mengutip Daily Mail, anggota parlemen Inggris akan mencoba untuk menggulingkan Liz Truss pekan ini meskipun Downing Street memperingatkan bahwa hal itu dapat memicu pemilihan umum, Daily Mail melaporkan.

Lebih dari 100 anggota parlemen (anggota parlemen) dari Partai Konservatif siap untuk menyerahkan surat tidak percaya Truss kepada Graham Brady, ketua komite Partai Konservatif. Inggris, yang dilanda krisis politik, telah kehilangan tiga perdana menteri sejak meninggalkan Uni Eropa pada 2016.

Anggota parlemen akan mendesak Brady untuk memberi tahu Truss bahwa waktunya sudah habis. Namun Brady disebutkan menolak langkah tersebut, dengan alasan bahwa Truss, bersama Jeremy Hunt yang baru diangkat sebagai menteri keuangan, layak mendapat kesempatan untuk menetapkan strategi ekonomi dalam anggaran pada 31 Oktober.

Secara terpisah, The Times melaporkan bahwa beberapa anggota parlemen telah mengadakan diskusi rahasia untuk menggantikan Liz Truss dengan pemimpin baru. Kekacauan telah memicu ketidakpuasan di partai, yang tertinggal di belakang oposisi Partai Buruh dalam jajak pendapat.

Krisis ekonomi melanda Inggris. Liz Truss pun memecat menteri keuangan sebelumnya yang baru menjabat 38 minggu, Kwasi Kwarteng. Ia digantikan oleh Jeremy Hunt.

Menkeu Jeremy Hunt berusaha membendung hilangnya kepercayaan dramatis di antara investor terhadap pemerintahan. Pada Senin, 17 Oktober 2022, ia mengumumkan strategi pajak dan pengeluaran anggaran, dua minggu lebih awal dari yang dijadwalkan.

Liz Truss memecat Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng pada Jumat, 14 Oktober 2022, dan membatalkan sebagian paket ekonomi yang sudah diumumkan sebelumnya. Kebijakan pemotongan pajak cukup menghantam poundsterling, membuat biaya pinjaman melonjak, dan memaksa Bank of England (BoE) untuk campur tangan.

Bank of England terpaksa melakukan pembelian obligasi darurat untuk membendung aksi jual tajam di pasar obligasi pemerintah Inggris senilai 2,1 triliun poundsterling atau sekitar Rp 36,6 kuadriliun, yang akan mendatangkan malapetaka di industri pensiun dan meningkatkan risiko resesi. Aksi jual dimulai setelah pengumuman pemotongan pajak Kwarteng bulan lalu.

Setelah memecat Kwarteng karena krisis ekonomi, Liz Truss mengumumkan bahwa pajak perusahaan akan naik menjadi 25 persen seperti yang dimaksudkan oleh pendahulunya Boris Johnson.

Pasar pun bereaksi positif. Obligasi pemerintah Inggris jangka panjang menguat pada Senin. Imbal hasil pada emas 20 dan 30 tahun turun sekitar 23 basis poin, tak lama setelah pasar dibuka pada pukul 7 pagi waktu London.  (Tempo)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel