-->

20 Korban Pesawat Tara Air, yang Jatuh di Himalaya Ditemukan


NEPAL,LELEMUKU.COM - Harapan memudar di Nepal pada hari Senin (30/5) dalam pencarian penyintas di antara 22 orang yang berada dalam sebuah pesawat kecil yang jatuh di lereng gunung Himalaya sehari sebelumnya, kata para pejabat. Masih dua orang lagi yang belum ditemukan sejauh ini.

Dua orang Jerman, empat orang India dan 16 orang Nepal berada di dalam pesawat Twin Otter DHC-6-300 buatan De Havilland Kanada yang jatuh 15 menit setelah lepas landas dari kota wisata Pokhara, 125 km sebelah barat Kathmandu, pada Minggu pagi.

“Kecil sekali peluang menemukan penyintas,” kata Deo Chandra Lal Karna, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal.

Tentara dan petugas penyelamat Nepal telah mengangkat 20 mayat dari puing-puing pesawat, yang berserakan di lereng curam pada ketinggian sekitar 4.419 meter.

Medan yang sulit dan cuaca yang buruk telah menghambat tim pencari. Foto yang diterbitkan di media Nepal menunjukkan petugas penyelamat berseragam memindahkan mayat dari reruntuhan dan menggunakan tali untuk mengangkutnya dengan tandu ke punggung bukit yang berumput dan curam.

“Awan sangat tebal di daerah itu,” kata Netra Prasad Sharma, birokrat paling senior di distrik Mustang, di mana kecelakaan terjadi, kepada Reuters melalui telepon. “Pencarian mayat masih berlangsung.”

Di Kathmandu, kerabat korban menunggu mayat-mayat dibawa dari lokasi kecelakaan. Otoritas penerbangan mencuit bahwa identifikasi resmi para korban belum dilakukan.

“Saya sedang menunggu mayat putra saya,” kata Maniram Pokhrel kepada Reuters dengan suara tercekat. Putranya, Utsav Pokhrel, 25, adalah kopilot pesawat itu.

Dioperasikan oleh perusahaan swasta Tara Air, pesawat itu jatuh di tengah cuaca mendung pada Minggu pagi dan puing pesawat baru terlihat pada Senin pagi oleh militer Nepal.

Tujuan pesawat itu adalah Jomsom, lokasi ziarah dan wisata yang populer, yang terletak sekitar 80 km sebelah barat laut Pokhara. Jarak ini biasanya ditempuh dengan penerbangan 20 menit.

Namun pesawat itu hilang kontak dengan menara kontrol Pokhara lima menit sebelum seharusnya mendarat, kata para pejabat maskapai tersebut

Lokasi kecelakaan terletak dekat perbatasan Nepal dengan China, di wilayah di mana Gunung Dhaulagiri, puncak tertinggi ketujuh di dunia dengan ketinggian 8.167 meter, berada.

Situs pelacak penerbangan Flightradar24 menyatakan pesawat bernomor registrasi 9N-AET itu pertama kali terbang 43 tahun silam.

Kecelakaan udara bukan hal yang jarang terjadi di Nepal, lokasi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Everest, karena cuaca dapat berubah mendadak, membuat landasan udara di kawasan pegunungan itu menjadi berbahaya.

Pada awal 2018, sebuah pesawat US-Bangla Airlines dalam penerbangan dari Dhaka menuju Kathmandu jatuh saat mendarat dan terbakar, menewaskan 51 dari 71 orang di dalamnya. (VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel