-->

Pemilu di Filipina, Tewaskan Empat Orang


MANILA, LELEMUKU.COM - Setidaknya empat orang tewas di Filipina selatan yang bergejolak pada Senin (30/10) ketika jutaan orang memilih para pemimpin desa setelah berbulan-bulan terjadi kekerasan mematikan terkait pemilu.

Pasukan keamanan berada dalam siaga tinggi di berbagai penjuru Filipina untuk menertibkan pemilihan yang telah lama tertunda itu, yang memperebutkan lebih dari 336.000 kursi di dewan-dewan legislatif desa.

Meskipun desa merupakan unit pemerintahan tingkat terendah, jabatan di dewan itu mendapat persaingan sengit karena bisa digunakan oleh partai-partai politik untuk mengembangkan jaringan akar rumput dan membangun basis dukungan untuk pemilihan lokal dan nasional.

Lebih dari 300.000 petugas polisi dan tentara dikerahkan untuk mengamankan tempat pemungutan suara (TPS) di lebih dari 42.000 desa.

Di Ibu Kota Manila, para pemilih mengantre panjang untuk memberikan suara mereka di sekolah-sekolah yang digunakan sebagai TPS.

"Ini penting bagi masyarakat... kita harus bisa berkonsultasi dengan seseorang mengenai masalah kita," kata Rosemarie Garcia di permukiman miskin di Tondo. “Kami membutuhkan seseorang yang mudah didekati oleh konstituennya.”

Pemilu biasanya merupakan masa yang penuh gejolak di Filipina, yang memiliki undang-undang kepemilikan senjata yang longgar dan budaya politik yang penuh kekerasan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum George Garcia mengatakan pemungutan suara “secara umum berlangsung damai” kecuali beberapa insiden di pulau Mindanao, Filipina Selatan.

Dua orang tewas dan lima lainnya terluka di luar TPS di Provinsi Maguindanao del Norte, kata polisi.

Baku tembak itu terjadi saat terjadi konfrontasi antara para pendukung calon kepala desa yang bersaing, kata Kepala Polisi Kota Datu Odin Sinsuat Letnan Kolonel Esmail Madin.

Dalam insiden lain di Mindanao, seorang perempuan tewas ketika baku tembak terjadi setelah sebuah van yang membawa seorang kepala desa dan pendukungnya dihentikan di jalan oleh orang-orang yang mendukung saingannya di provinsi Lanao del Norte, kata militer.

Suami seorang kepala desa di provinsi Lanao del Sur meninggal setelah ia ditembak di dadanya dalam konfrontasi dengan calon kepala desa lain yang menjadi saingan istrinya, kata polisi.

Pada tahun 2009, sebelum wilayah tersebut dipecah menjadi dua provinsi, Maguindanao -- yang terletak di pulau Mindanao-- merupakan tempat terjadinya insiden kekerasan politik paling mematikan yang pernah tercatat di negara tersebut.

Lima puluh delapan orang dibantai ketika orang-orang bersenjata yang diduga bekerja untuk seorang tokoh berpengaruh setempat menyerang sekelompok orang untuk menghentikan saingannya mengajukan pencalonan dirinya. (VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel