-->

6 Negara akan Bergabung dengan BRICS


WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Iran dan Arab Saudi termasuk di antara enam negara yang akan bergabung dengan blok negara berkembang BRICS sebagai anggota baru mulai 2024, kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Kamis (24/8).

Uni Emirat Arab, Argentina, Mesir, dan Ethiopia juga akan bergabung dengan blok tersebut, yang saat ini terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Ramaphosa, yang negaranya saat ini memimpin BRICS, menyampaikan pengumuman tersebut pada pertemuan puncak blok itu di Johannesburg.

Kelima anggota saat ini sepakat pada pertemuan puncak yang digelar pada minggu ini untuk memperluas blok tersebut setelah dua hari perundingan, meskipun Ramaphosa mengatakan gagasan perluasan tersebut telah dibahas selama lebih dari setahun.

Ini adalah kedua kalinya BRICS memutuskan untuk melakukan ekspansi. Blok ini dibentuk pada 2009 oleh Brazil, Rusia, India dan China. Afrika Selatan bergabung pada 2010. Blok BRICS saat ini mewakili sekitar 40% populasi dunia dan menyumbang lebih dari seperempat PDB global.

Tiga pemimpin kelompok lainnya, Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping, menghadiri pertemuan puncak tersebut dan hadir bersama Ramaphosa pada pengumuman tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak melakukan perjalanan ke pertemuan puncak tersebut setelah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya pada Maret atas tuduhan penculikan anak-anak dari Ukraina. Ia berpartisipasi dalam KTT tersebut secara virtual, sementara Rusia pada pengumuman di Johannesburg itu diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.

“Perluasan keanggotaan ini merupakan suatu hal yang bersejarah,” kata pemimpin China Xi. “Ini menunjukkan tekad negara-negara BRICS untuk persatuan dan pembangunan.”

Dalam pesan online, pemimpin Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan menyambut baik pengumuman BRICS yang akan memasukkan negaranya ke dalam kelompok tersebut.

“Kami menantikan komitmen kerja sama yang berkelanjutan demi kemakmuran, martabat, dan manfaat bagi semua bangsa dan masyarakat di seluruh dunia,” kata Sheikh Mohammed di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Dimasukkannya Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab ke dalam organisasi ekonomi atau politik yang sama, merupakan hal yang tidak terpikirkan dalam beberapa tahun terakhir di tengah meningkatnya ketegangan menyusul runtuhnya perjanjian nuklir Teheran pada 2015 dan serangkaian serangan yang dikaitkan dengan Iran sejak saat itu.

Namun UEA merupakan negara pertama yang memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran setelah negara tersebut keluar dari pandemi virus corona dan menyusul serangan rudal di Abu Dhabi yang diklaim dilakukan oleh pemberontak Houthi di Yaman yang didukung Iran. Pada Maret, Arab Saudi dan Iran mengumumkan bahwa mereka mencapai kesepakatan perdamaian terpisah melalui mediasi China.

Baik Arab Saudi maupun UEA juga mempertahankan hubungan baik dengan Rusia di tengah perang Moskow terhadap Ukraina, meskipun sangat disayangkan oleh Washington yang telah lama memberikan jaminan keamanan bagi negara-negara penghasil minyak utama tersebut. China juga mengupayakan hubungan yang lebih erat dengan ketiga negara tersebut, khususnya Iran -- negara penyuplai utama kebutuhan minyak Beijing sejak gagalnya perjanjian nuklir. (VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel