Sebagai Presidensi Uni Eropa, Spanyol akan Prioritaskan Isu Migrasi
pada tanggal
16 Juni 2023
Sánchez menetapkan prioritas utama bangsanya untuk presidensi itu dalam pidato di Madrid, di mana ia menegaskan urgensi tanggung jawab bersama untuk mengatasi migrasi di seluruh Uni Eropa, yang ditargetkan selesai pada akhir masa jabatan enam bulan yang dimulai 1 Juli nanti.
Selama masa kepresidenannya di Uni Eropa, Spanyol harus menyelesaikan beberapa masalah terkait pemilu pada 23 Juli, yang menurut sejumlah jajak pendapat dapat menggeser pemerintah koalisi sayap kiri Sánchez dan menggantinya dengan pemerintahan konservatif, atau bahkan koalisi sayap kanan jauh.
Pasca pembicaraan terobosan di Luksemburg pekan lalu, Sánchez mengatakan ia yakin negara-negara anggota Uni Eropa akan segera mencapai pakta imigrasi dan suaka.
Ia juga menyebut tenggelamnya kapal nelayan yang sarat dipadati migran di Lau Aegea pada hari Rabu (14/6) sebagai bukti besarnya risiko yang dihadapi saat gagal mengambil tindakan. Sedikitnya 78 orang tewas dalam insiden itu.
Sejumlah menteri dalam negeri anggota Uni Eropa telah menyepakati rencana untuk berbagi tanggung jawab atas migran yang memasuki Eropa tanpa izin, menyeimbangkan kewajiban negara-negara di mana sebagian besar migran tiba untuk memproses dan menampung mereka dengan syarat negara-negara anggota lain akan memberikan dukungan; baik secara finansial atau menampung para migran tersebut.
Anggota parlemen Uni Eropa telah memperingatkan bahwa ini mungkin merupakan kesempatan terakhir untuk memecahkan teka-teki sebelum dilangsungkannya pemilu di sejumlah negara Uni Eropa dalam satu tahun ke depan, ketika migrasi kemungkinan akan kembali menjadi isu panas.
Dalam pidatonya, Sánchez juga menyoroti upayanya menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan Meksiko, Chili dan Mercosur. (VOA)