-->

Alexander Lukashenko Sebut Konflik Ukraina Sudah Lama Terjadi


MINSK, LELEMUKU.COM - Presiden Belarus Alexander Lukashenko pada Kamis, 1 Juni 2023, mengomentari perang Ukraina di sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para kepala bidang keamanan Commonwealth of Independent States (CIS). Menurutnya, konflik di Ukraina bahkan dimulai sebelum kudeta pertama di Ukraina pertama terjadi pada 2014, di mana kudeta tersebut mendongkel kekuasaan Presiden Ukraina Viktor Yanukovich.       

Lukashenko mengkatakan konflik di Ukraina sudah dimulai bertahan-tahun silam, salahnya Rusia dan Belarus tidak segera menerbitkan resolusi. Dia pun setuju dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyebut pihaknya tidak memulai perang ini.   

“Ini (konflik) bahkan dimulai sebelum 2014. Kami telah melihat segala yang terjadi di sini, kudeta dan apa yang menjemuskan Ukraina,” kata Lukashenko.

Lukashenko meyakini permusuhan pasti akan pecah cepat atau lambat meskipun Moskow tidak meluncurkan operasi militernya setahun lalu. Perang Ukraina saat ini pun seperti hal yang tak bisa dihindari, tetapi dengan kondisi yang lebih buruk lagi bagi Rusia dan Belarus.

“Satu-satunya kesalahan yang dibuat Rusia dan Belarus adalah terus mengupayakan penyelesaian konflik lewat jalur diplomasi, ketimbang segera meluncurkan tindakan militer,” kata Lukashenko.

Menurutnya, Presiden Ukraina saat ini Volodymyr Zelensky serta pendahulunya mantan Presiden Pyotr Poroshenko dan Yanukovich secara efektif tidak berbuat apapun dalam mengamankan sebuah perdamaian yang sudah ada bagi warga negaranya.    

“Mereka tidak ingin ada peperangan, namun tampaknya telah didorong untuk melakukannya,” kata Lukashenko.

Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.       

Amerika Serikat berencana mengumumkan paket bantuan militer baru senilai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 17,7 triliun untuk Ukraina. Menurut seorang pejabat Amerika Serikat, bantuan itu akan mencakup sistem pertahanan udara, amunisi dan dana untuk pelatihan.

Ukraina akan menerima amunisi Howitzer 155 mm, amunisi kontra-drone, dan pendanaan untuk citra satelit serta berbagai jenis pelatihan, menurut pejabat tersebut. Paket itu dibayar dari pendanaan Prakarsa Bantuan Keamanan Ukraina (USAI) yang memungkinkan pemerintahan Presiden Joe Biden membeli senjata dari industri dibandingkan menggunakan stok senjata Amerika Serikat. (Tempo)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel