-->

Ignasius Jonan Renovasi Pos Gunungapi Ijen Sesuai Kebutuhan Zaman

Ignasius Jonan Renovasi Pos Gunungapi Ijen Sesuai Kebutuhan ZamanJAKARTA, LELEMUKU.COM - Peremajaan dan renovasi Pos Pengamatan Gunungapi akan terus dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hal ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan zaman, agar pengamat gunungapi dapat melaksanakan mitigasi bencana dengan baik, demikian juga dengan akurasi penyampaian informasi kepada masyarakat.

Menteri ESDM Ignasius Jonan menegaskan bahwa keakuratan pemantauan dan informasi aktivitas gunungapi sangat penting untuk meminimalisir korban, baik korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal ini diungkapkan Jonan saat meresmikan Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Ijen di Dusun Panggungsari, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Jumat (22/2).

"Peremajaan ini sesuai dengan kebutuhan, di modernisasi. Tujuannya agar rekan-rekan pengamat gunungapi lebih kerasan, lebih merasa nyaman di dalam menjalankan tugas. kalau kurang nyaman nanti dikhawatirkan, output kerjaannya menurun. Akibatnya, informasi kepada masyarakat kurang cepat, laporannya tidak akurat padahal keakuratan laporan aktivitas gunungapi sangat penting," jelas Jonan, Jumat (22/2).

Bulan Oktober 2018, renovasi PGA Ijen dilakukan dengan menambah bangunan dari 1 lantai menjadi 2 lantai. Renovasi tersebut bertujuan merapikan pos pengamatan gunungapi yang memiliki konsep kerja profesional, salah satunya adalah pemisahan ruang kerja dan ruang istirahat bagi pengamat, dimana sebelumnya pos pengamatan gunungapi kebanyakan memiliki konsep rumah tinggal (ruang kerja dan ruang istirahat jadi satu). PGA Ijen ini berjarak 10 kilo meter dari Gunungapi Ijen dan langsung menghadap ke kawah gunung.

Peremajaan PGA juga dilakukan menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga keberlangsungan dari kegiatan pengamatan gunungapi tidak lekang karena waktu, tidak lekang karena zaman.

"Pos pengamatannya ini harus nyaman, karena pengamat gunungapi sekarang kebanyakan lahirnya setelah tahun 1990. Anak-anak muda ini tidak pernah dalam hidupnya itu tidak nonton TV, tidak lihat handphone, kalau pos-pos pengamatan ini tidak diperbaiki mengikuti zaman, nanti ga ada yang mau jadi pengamat gunungapi. ini yang penting. Kita perbaiki semaksimal yang kita bisa," tegas Jonan.

"Saya menjadi penanggungjawab kementerian ikut berusaha membangun generasi berikutnya," pungkas Jonan.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan bahwa kunjungan wisatawan ke Ijen menunjukkan tren positif.

"Perkembangan wisatawan yang berkunjung ke ijen ini luar biasa, versi survei Bank Indonesia terbaru, 76% orang asing ke Ijen dan banyuwangi itu puas, paling tinggi jika dibandingkan Borobudur, Yogya- Solo-Semarang dan Danau Toba," ungkap Anas.

Sebagai informasi, Gunungapi Ijen memiliki ketinggian puncak sekitar 2.386 meter di atas permukaan laut, berada di sekitar 22 kilo meter (km) sebelah Barat laut dari Kota Banyuwangi. Secara administratif termasuk ke dalam Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Provinsi Jawa Timur.

PGA Ijen pertama dibangun pada tahun 1951 - 1971 dan bertempat di Puncak Gunung Ijen. Pengamatan pada saat itu dilakukan dengan cara visual secara langsung dan alat seismometer sistem bandul. Pengamat harus berjalan 2 hari melewati hutan belantara.

Selanjutnya, tahun 1971 - 1986 Pos Pengamatan Ijen dipindah ke Desa Paltuding. Alat pengamatan seismik sistem bandul (sampai tahun 1979) dan elektromagnetik (1979 - 1986), recorder sistem bakar, dan pengamat harus menempuh perjalanan 1 hari melewati hutan.

Pada tahun 1986 hingga saat ini, Pos Pengamatan Gunungapi Ijen berada di Desa Licin dengan jarak kurang lebih 10 km dengan akses yang mudah dan peralatan yang dipasang sudah menggunakan sistem telemetri sehingga memudahkan proses monitoring aktivitas Gunung Ijen.

Gunungapi Ijen saat ini dimonitor dengan jaringan pemantauan, antara lain 4 stasiun seismik, 2 stasiun geokimia (2 sensor gas), dan 1 CCTV. Jaringan pemantauan dikembangkan bersama antara PVMBG dan VDAP-USGS Amerika Serikat.

Berdasarkan data pemantauan (visual, seismik dan pengukuran air danau kawah), saat ini aktivitas Gunungapi Ijen masih stabil dan berada pada level I (Normal). Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah. (KemenESDM)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel