Pemerintahan Prancis Runtuh Setelah François Bayrou Kalah Voting Ketidakpercayaan 364-194

Pemerintahan Prancis Runtuh Setelah François Bayrou Kalah Voting Ketidakpercayaan 364-194

PARIS, LELEMUKU.COM - Majelis Nasional Prancis telah memilih 364 berbanding 194 untuk mendukung mosi ketidakpercayaan terhadap pemerintah, memaksa Perdana Menteri François Bayrou mengundurkan diri setelah hanya sembilan bulan menjabat.

Dari 573 anggota parlemen yang hadir, 558 memberikan suara, dengan 280 suara diperlukan untuk mayoritas, sementara 364 menentang pemerintah dan 194 mendukungnya.

Bayrou akan menyampaikan pengunduran dirinya kepada Presiden Emmanuel Macron pada hari Selasa, menandai runtuhnya pemerintahan keempat Macron dan memicu penunjukan perdana menteri kelima dalam waktu kurang dari dua tahun.

Kekalahan ini dipicu oleh rencana penghematan anggaran sebesar 44 miliar euro yang kontroversial, termasuk pemotongan dua hari libur nasional dan pembekuan pengeluaran pemerintah, yang bertujuan mengurangi defisit anggaran negara yang mencapai 5,8 persen dari PDB, hampir dua kali batas Uni Eropa sebesar 3 persen.

Bayrou yang seorang veteran politik berusia 74 tahun yang diangkat pada Desember 2024. Ia menyebut voting kepercayaan ini sebagai upaya terakhir untuk mendapatkan dukungan parlemen terhadap strategi penurunan utang nasional yang mencapai 114 persen dari PDB.

Namun, partai-partai oposisi dari kiri hingga kanan, termasuk Partai Sosialis, Hijau, France Unbowed, dan National Rally pimpinan Marine Le Pen, menolak mendukungnya, menyebabkan pemerintah minoritas ini runtuh.

Krisis ini merupakan kali kedua dalam waktu kurang dari dua tahun, setelah pendahulunya Michel Barnier juga jatuh karena voting serupa pada Desember 2024. Hasilnya pemilu parlemen mendadak yang dibuat Macron pada Juni 2024 dan parlemen terpecah tiga arah tanpa mayoritas jelas.

Macron kini menghadapi pilihan sulit yakni menunjuk perdana menteri baru dari kalangan sentris yang berisiko jatuh cepat, atau mencoba koalisi dengan kiri atau kanan yang sulit bertahan, sementara survei opini menunjukkan hanya 15 persen rakyat Prancis yang masih percaya padanya.

Para analis memperingatkan bahwa ketidakstabilan ini dapat memicu gejolak pasar keuangan, dengan indeks CAC40 turun hampir 2 persen dan yield obligasi 10 tahun naik ke 3,52 persen, serta berpotensi menunda persetujuan anggaran 2026 yang bisa memicu pemilu baru atau tuntutan Macron mundur sebelum masa jabatannya berakhir pada 2027.

Hingga 9 September 2025, belum ada pengumuman resmi mengenai kandidat pengganti Bayrou, meskipun spekulasi menyebutkan kemungkinan sosok dari Partai Sosialis moderat atau teknokrat, dengan protes anti-austeritas dijadwalkan pada 10 September nanti. (Evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya