-->

China, Rusia Teratas dalam Daftar Ancaman Keamanan Para Direktur Intelijen

China, Rusia Teratas dalam Daftar Ancaman Keamanan Para Direktur IntelijenWASHINGTON, LELEMUKU.COM - Para kepala intelijen Amerika memperingatkan tentang serangkaian ancaman keamanan yang dihadapi Amerika Serikat di seluruh dunia. Di antara kesimpulan yang diungkapkan pada sidang di Senat hari Selasa (29/1), Korea Utara tidak mungkin akan sepenuhnya menyerahkan semua cadangan nuklirnya dan Iran secara teknis mematuhi kesepakatan nuklir 2015.

Kedua poin itu bertentangan dengan prinsip utama kebijakan luar negeri Presiden Donald Trump. Michael Bowman dari VOA melaporkan dari Gedung Kongres di mana para senator dari kedua pihak mencatat peringatan-peringatan tegas yang terkandung dalam Worldwide Threat Assessment (“Evaluasi Ancaman di Seluruh Dunia”) komunitas intelijen Amerika.

Kepala intelijen Amerika melukiskan gambaran serius tentang tantangan keamanan di seluruh dunia, dan menyebutnya “toxic mix” atau kombinasi yang sangat berbahaya.

Dan Coats, Direktur Intelijen Nasional mengatakan, “Skala dan ruang lingkup berbagai ancaman yang dihadapi oleh Amerika Serikat dan kepentingan-kepentingan langsung kita di seluruh dunia kemungkinan akan meningkat tahun ini. Kini semakin menjadi tantangan untuk memprioritaskan ancaman mana yang paling penting.”

China dan Rusia menempati posisi teratas dalam daftar itu. “Tindakan China mencerminkan strategi jangka panjang untuk mencapai keunggulan global. Sementara Kremlin meningkatkan kampanyenya untuk memecah belah lembaga-lembaga politik dan keamanan Barat dan merusak tatanan internasional pasca Perang Dunia Kedua.”

Para senator melihat adanya ancaman gabungan. Angus King, Senator Independen yang duduk dalam komisi intelijen berkomentar, “Jika kedua negara itu mulai bekerja bersama secara sistematis, maka hal itu bisa menjadi masalah besar bagi kita.”

Sementara Presiden Donald Trump mempersiapkan pertemuan lagi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, para senator ingin mengetahui sejauh mana komitmen Pyongyang terhadap denuklirisasi.

Letnan Jenderal Robert Ashley, Direktur Badan Intelijen Pertahanan mengatakan,“Masih ada kapasitas militer substansial yang dimiliki oleh Kim Jong Un. Tujuh puluh persen pasukannya ada di sepanjang zona demiliterisasi (DMZ). Jadi kemampuan dan ancaman yang ada setahun lalu masih ada.”

Adapun mengenai kepatuhan Iran dengan perjanjian nuklir internasional yang disebut cacat oleh Presiden Trump dan karenanya Amerika menarik diri, Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) Gina Haspel mengatakan, “Secara teknis, Iran patuh, tetapi kita melihat para pejabat Iran berdebat di antara mereka sendiri karena mereka gagal mewujudkan manfaat ekonomi yang mereka harapkan dari kesepakatan nuklir itu.”

Direktur CIA itu melanjutkan dengan melukiskan gambaran rumit tentang ISIS di Suriah, di mana Presiden Trump telahmengumumkan penarikan pasukan Amerika.

“Mereka masih berbahaya dan mereka adalah kelompok teroris Sunni terbesar, dan mereka masih memimpin ribuan pengikut di Irak dan Suriah,” jelasnya.

Dalam perebutan kekuasaan di Venezuela yang kini sedang berlangsung di mana Washington mendukung oposisi daripada pemimpin sosialis negara itu, senator Republik dari Floridamengajukan pertanyaan tajam.

“Bukankah demi kepentingan nasional Amerika Serikat bahwa rezim Nicholas Maduro jatuh dan digantikan oleh pemerintahan yang demokratis dan lebih bertanggung jawab?,” kataSenator Marco Rubio.

Dan Coats, Direktur Intelijen Nasional, memberikan jawabannya. “Ini adalah situasi yang sangat cair yang saya kira, semoga akan berhasil diselesaikan dengan dukungan rakyat Venezuela.”

Menanggapi hal itu, Senator Angus King dari negara bagian Maine memperingatkan keterlibatan Amerika dalam upaya perubahan rezim di Venezuela, yang disebutnya sebagai – dalam kata-katanya – “sebuah lereng yang licin” atau tindakan yang bisa mengarah pada bencana atau keadaan yang tidak dapat diterima. (VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel