-->

Budi Gunadi Sadikin Pastikan Penyebab Gagal Ginjal Akut Karena Obat Sirup


JAKARTA, LELEMUKU.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan fenomena gagal ginjal akut pada anak disebabkan cemaran zat kimia Etilen Glikol (EG ), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) pada obat sirup. Menurut Budi, kepastian ini dikeluarkan setelah Kementrian Kesehatan melakukan penelitian cukup panjang.

"Hasilnya kita simpulkan penyebabnya adalah obat-obat kimia yang merupakan cemaran dari pelarut obat itu," ujar Budi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 24 Oktober 2022.

Kemenkes pantau gagal ginjal akut pada anak sejak Agustus 2022

Budi menyatakan pihaknya telah mengamati melonjaknya kasus ini sejak Agustus 2022. Awalnya,  pemerintah menduga kasus gagal ginjal akut pada anak melonjak akibat virus, bakteri, atau parasit. Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan gagal ginjal itu, kata Budi, adalah leptospira.

Kementerian Kesehatan kemudian melakukan review patologi untuk mengetahui penyebab pastinya. Berdasarkan review patologi tersebut, sangat kecil pasien yang terjangkit virus atau bakteri.

"September kita berkumpul, kita tes patologi dari anak anak yang terkena kasus ini untuk melihat apakah dia terkena virus atau bakteri atau parsit. Hasilnya itu kecil sekali disebabkan virus atau bakteri," ujar Budi.

Jumlah pasien gagal ginjal akut kemudian mengalami lonjakan pada September 2022, yakni mencapai 78 orang. Pada awal bulan ini, jumlah pasen pun bertambah menjadi 141 orang. Budi mengatakan sebagian besar pasien yang mengalami gagal ginjal berusia di bawah lima tahun.

Berdasarkan hasil pengecekan terhadap semua pasien, menurut Budi Gunadi Sadikin, tidak ditemukan adanya bakteri. Kemenkes kemudian mengembangkan dugaan gagal ginjal akun anak karena terpapar Covid-19. Namun, setelah dicek, kurang dari satu persen pasien yang terpapar Covid-19.

Mulai terang setelah kabar dari WHO

"Kita baru agak terang saat WHO mengeluarkan surat edaran 5 Oktober, warning, terjadi kasus yang mirip di Gambia, penyebabnya adalah zat kimia yang ada di pelarut obat-obatan," ujar Budi.

Budi mengatakan pihaknya kemudian melakukan analisa toksikologi terhadap 10 anak. Hasil pemeriksaan darah mengonfirmasi 7 dari 10 anak gagal ginjal akut positif mengandung EG, DEG, dan EGBE. Untuk lebih memastikan temuan itu, Budi mengatakan pihaknya melakukan biopsi terhadap jasad anak yang meninggal karena gagal ginjal akut.

"Apakah ada ciri-ciri kerusakan ginjal yang disebabkan zat kimia ini. Kita cek, 100 persen memang terjadi kerusakan ginjal sesuai ciri-ciri yang disebabkan obat kimia ini," kata Budi.

Pihak Kemenkes kemudian juga mendatangi rumah para pasien gagal ginjal akut dan mengambil obat-obatan yang dikonsumsi pasien. Hasilnya, sebagian besar obat itu mengandung senyawa EG, DEG, dan EGBE.

Kini Kemenkes sudah menarik izin peredaran lebih dari 1.100 obat sirup yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak. Budi mengatakan masih menunggu dari BPOM melakukan penelitian terhadap obat-obatan tersebut.

"Nanti sore ini kita keluarkan surat untuk rilis. Ada 133 atau 150-an yang memang pelarutnya tidak mengandung bahan berbahaya, kita akan rilis," ujar Budi.  (Tempo)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel