Sejarah Loreng Malvinas TNI : Dari Inspirasi Perang Falklands 1982 Hingga Diganti Motif Modern di HUT ke-80

Sejarah Loreng Malvinas TNI : Dari Inspirasi Perang Falklands 1982 Hingga Diganti Motif Modern di HUT ke-80

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Loreng Malvinas, motif seragam Pakaian Dinas Lapangan (PDL) Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ikonik dengan warna hijau tua dominan, memiliki sejarah panjang sejak 1982 sebagai simbol penyamaran di medan hutan. 

Motif ini, yang terinspirasi dari pola Disruptive Pattern Material (DPM) Inggris selama Perang Malvinas (Falklands), kini akan digantikan oleh desain baru yang lebih efektif, mulai diterapkan serentak pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-80 di Monas pada Minggu 5 Oktober 2025. 

Sejarah Loreng Malvinas bermula dari Perang Malvinas pada April-Juni 1982 antara Inggris dan Argentina, di mana pola DPM Britania Raya terbukti efektif untuk kamuflase di medan berbukit dan hutan. 

TNI Angkatan Darat (AD) mengadopsinya pada akhir 1982, awalnya hanya untuk smock (jaket loreng) yang dipadukan dengan PDL hijau standar. 

Pada 1983, motif ini diperluas ke seluruh seragam PDL, menjadi ciri khas TNI untuk operasi di lingkungan hutan tropis Indonesia. 

Nama "Malvinas" diambil langsung dari konflik tersebut, mencerminkan adaptasi cepat TNI terhadap teknologi militer global saat itu.Sejak diperkenalkan, Loreng Malvinas telah menjadi identitas visual TNI, terutama di kalangan AD, dengan pola hijau tua yang dirancang untuk menyatu dengan pepohonan dan semak belukar. 

Motif ini juga digunakan oleh TNI AL (biru-abu untuk laut) dan AU (abu-abu-hijau), meski varian AD paling ikonik. 

Penggunaannya bertahan selama 43 tahun, melewati berbagai era kepemimpinan TNI, termasuk transisi dari ABRI ke TNI pada 1999, dan operasi seperti Aceh serta Papua. 

Kini, di ambang HUT ke-80 TNI, Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi Revita mengumumkan perubahan motif PDL baru pada Rabu 1 Oktober 2025. 

Desain terbaru, yang lebih muda dan adaptif untuk penyamaran di hutan, merupakan arahan Panglima TNI Agus Subiyanto. 

"Ini lebih tersamar di hutan," kata Tandyo, menekankan fungsi utama sebagai pengganti Loreng Malvinas yang sudah usang. 

Perubahan ini akan diterapkan serentak untuk seluruh matra TNI, melambangkan modernisasi alutsista dan kesiapan tempur.Peninggalan Loreng Malvinas tetap bersejarah, menjadi saksi operasi TNI selama empat dekade, termasuk misi penjaga perdamaian PBB. (ray)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya