Sejarah Kelam Kecelakaan di Tambang Freeport, Dari Runtuhnya Terowongan Big Gossan hingga Longsor di Grasberg

Sejarah Kelam Kecelakaan di Tambang Freeport, Dari Runtuhnya Terowongan Big Gossan hingga Longsor di Grasberg

TIMIKA, LELEMUKU.COM - Insiden longsor lumpur bijih basah di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, pada Senin malam (8/9/2025), yang menjebak tujuh pekerja kontraktor PT Freeport Indonesia (PTFI), menjadi pengingat tragis akan sejarah kecelakaan kerja di kawasan tambang raksasa ini. 

VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati, menyatakan tim penyelamat terus membuka jalur akses baru, meski tantangan material longsor lebih besar dari dugaan. 

Sejarah Freeport mencatat puluhan korban jiwa sejak 2013, mulai dari runtuhnya terowongan Big Gossan hingga banjir bandang terbaru, seperti dikutip dari data historis PTFI, Kementerian ESDM, dan laporan Reuters.

Tambang Grasberg, salah satu tambang tembaga dan emas terbesar dunia, memiliki catatan kecelakaan kerja yang memilukan. Pada 14 Mei 2013, runtuhnya terowongan tambang bawah tanah Big Gossan menewaskan 28 pekerja dan melukai 18 lainnya, menjadi salah satu bencana tambang terburuk di Indonesia. 

Insiden ini memaksa PTFI menghentikan operasi selama berminggu-minggu, dengan investigasi pemerintah menemukan kelalaian keselamatan. Hanya 17 hari kemudian, pada 31 Mei 2013, seorang pekerja tewas tertimbun longsoran lumpur basah saat pemeliharaan di Deep Ore Zone (DOZ).

Pada 1 Desember 2013, longsor material di loading point 1E west DOZ menewaskan satu pekerja dan menyebabkan satu lainnya kritis. Insiden ini menambah korban jiwa menjadi 30 dalam satu tahun, memicu protes serikat buruh dan tuntutan ratifikasi Konvensi ILO Nomor 176 tentang Keselamatan Kerja Tambang. 

Pada 12 September 2014, seorang pekerja tewas tertimpa reruntuhan batu di west muck bay GBC. Tabrakan kendaraan juga terjadi pada 27 September 2014 menewaskan empat pekerja dan melukai lima lainnya.

Kecelakaan berlanjut pada 25 Juli 2015, di mana seorang pekerja tewas di mile post 74. Pada 18 Oktober 2016, dozer D11 terguling di bench 1, menewaskan satu pekerja. 

Banjir bandang pada 16 Agustus 2017 menewaskan satu karyawan PJP terseret arus. Pada 3 April 2019, material lumpur jatuh di ore bin 6 mile post 7, meski tidak ada korban jiwa dilaporkan.

Pada 19 Mei 2020, kecelakaan di mile post 73 menewaskan satu pekerja dan melukai satu lainnya berat. Pada 9 Desember 2020, seorang pekerja tewas jatuh dari tebing setinggi 40 meter saat membuat jaring kawat penahan material. 

Banjir terjadi di mile 72-73 pada 7 Maret 2021 tidak dilaporkan korban jiwa, tapi mengganggu operasi. Banjir dan longsor terjadi lagi di mile post 74 pada 13 Februari 2023 menjebak 14 pekerja dan menewaskan dua orang. Banjir dan longsor lagi terjadi di areal Grasberg pada 11 September 2023, serta banjir bandang di mile post 73 pada 1 Februari 2024.

Bencana terbaru terjadi di panel Extraction 28-30 GBC yang menutup akses utama, membatasi rute evakuasi tujuh pekerja yakni Irwan, Wigih Hartono, Victor, Manuel Bastida Ballestros, Holong Gembira Silaban, Dadang Hermanto (UG Redpath), serta Zaverius Magai dan Balisang Telile (OM Electric). 

Katri Krisnati menegaskan bahwa tim penyelamat, didukung inspektur tambang Kementerian ESDM, bekerja 24 jam untuk membuka jalur alternatif. “Fokus kami adalah menyelamatkan tujuh pekerja yang terdampak,” ujar Katri pada 15 September 2025.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaporkan situasi kepada Presiden Prabowo Subianto, mengonfirmasi bahwa tim inspektur telah dikerahkan sejak 10 September 2025. 

“Kami berkoordinasi dengan MIND ID dan Freeport McMoRan untuk mempercepat evakuasi,” kata Bahlil di Istana Merdeka pada 15 September 2025. 

Penghentian operasi di GBC menyebabkan produksi tembaga dan emas PTFI turun 70 persen, memengaruhi ekspor nasional. Tri Winarno, Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, menyatakan, “Kapasitas produksi kini hanya 30 persen.” (evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya