-->

Fumio Kishida dan Yoon Suk-yeol Lakukan Pembicaraan di Tokyo


TOKYO, LELEMUKU.COM - PM Jepang Fumio Kishida dan Presiden Korea Selatan Yoon Seok Yeol mengadakan pembicaraan di Tokyo, Kamis (16/3), dalam upaya mengatasi perselisihan sejarah dan untuk segera membangun kembali hubungan ekonomi dan keamanan kedua negara. Beberapa jam sebelumnya, Korea Utara meluncurkan rudal jarak jauh, yang menegaskan keprihatinan keamanan bersama kedua negara.

Kunjungan Yoon ke Jepang adalah yang pertama dilakukan oleh seorang presiden Korea Selatan dalam 12 tahun ini. Lawatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan hubungan yang telah terhambat oleh sengketa historis terkait pendudukan Jepang di Semenanjung Korea pada tahun 1910-1945.

Pekan lalu, Yoon mengungkapkan rencana untuk menyelesaikan salah satu masalah paling sulit dalam hubungan Jepang-Korea Selatan, cara memberi kompensasi warga Korea Selatan yang menjadi korban kerja paksa oleh Jepang.

Berdasarkan rencana tersebut, para korban akan diberi kompensasi melalui yayasan publik yang didanai oleh sumbangan dari perusahaan-perusahaan Korea Selatan tanpa keterlibatan langsung bisnis Jepang.

Rencana ini dikritik keras oleh Partai Demokrat yang beroposisi di Korea Selatan; berbagai jajak pendapat menunjukkan sekitar 60 persen warga Korea Selatan menolak proposal tersebut.

Yoon telah membela rencananya, dengan mengatakan Korea Selatan dan Jepang memerlukan hubungan yang lebih fokus ke depan yang dapat menghadapi tantangan bersama, seperti China dan Korea Utara.

Sebagai pengingat mengenai ancaman yang dihadapi bersama, Korea Utara hari Kamis (16/3) meluncurkan rudal balistik antarbenua yang mendarat hanya 250 kilometer sebelah barat pulau Oshima di Prefektura Hokkaido, Jepang, kata para pejabat Jepang.

Tidak ada kerusakan dilaporkan oleh rudal itu, yang jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, menurut kementerian pertahanan Jepang.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengecam peluncuran itu yang disebutnya “tindakan biadab.” “Kami akan mengukuhkan kerja sama erat dengan Korea Selatan dan AS ke arah denuklirisasi penuh Korea Utara pada pertemuan puncak Jepang-Korea Selatan hari ini,” lanjutnya.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan AS “mengecam keras” peluncuran itu, yang “meningkatkan ketegangan dan risiko yang mengacaukan situasi keamanan di kawasan tersebut.”

Korea Utara belum berkomentar mengenai peluncuran tersebut. Negara itu biasanya tidak mengungkapkan rincian mengenai peluncurannya hingga sehari kemudian di media pemerintah.

Peluncuran rudal Korea Utara yang berlangsung hampir konstan sejak awal tahun ini telah menjadi pengingat rutin mengenai ancaman dari negara bersenjata nuklir itu. Tahun lalu, Korea Utara meluncurkan lebih dari 90 rudal – sejauh ini merupakan jumlah terbanyak yang ditembakkan dalam satu tahun. Sebagian rudal terbang ke dekat Korea Selatan dan Jepang, memicu peringatan berlindung dan alarm serangan udara. (VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel