-->

Indonesia Pastikan 17 Pemimpin Negara Hadir di KTT G20


JAKARTA, LELEMUKU.OM - Tujuh belas pemimpin negara telah memastikan kehadiran mereka di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada bulan ini, sementara tiga lainnya belum memberikan konfirmasi, kata Kementerian Luar Negeri pada Kamis (3/11).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah tidak merinci negara mana yang sudah memastikan kehadiran kepala negara mereka pada pertemuan 15-16 November itu dan yang belum dengan alasan keamanan. 

"Kalau mengenai konfirmasi kehadiran, kalau saya merujuk statemen yang sudah dikeluarkan sejauh ini oleh Bapak Presiden, sudah 17 yang mengonfirmasi, masih ada tiga lagi yang ditunggu," ujar Faizasyah dalam konfrensi pers secara daring.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Senin bahwa pemimpin negara yang dipastikan hadir termasuk Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menyampaikan konfirmasi tentang kehadiran 17 negara itu yang dinilainya sebuah pencapaian yang baik.

“Setidaknya 17 pemimpin negara telah menyatakan kesediaan untuk hadir. Tiga lainnya sedang ditunggu konfirmasinya,” seperti tertulis dalam akun resmi Instagram @Jokowi.

“Kedatangan para pemimpin negara pada KTT G20 merupakan kehormatan besar bagi Indonesia mengingat situasi dunia yang sedang sangat sulit seperti ini,” tulisnya.

Telepon Putin dan Zelensky

Jokowi mengatakan Rabu dia akan menelepon tiga pemimpjn negara yang belum menyatakan hadir untuk menanyakan konfirmasi kedatangan mereka, sebelum mengumumkan di Twitter bahwa dia telah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

“Melakukan percakapan telepon dengan Presiden Putin dan membahas tentang Black Sea Grain Initiative. Menyambut keputusan Rusia untuk bergabung kembali dengan inisiatif tersebut,” cuit Jokowi di Twitter.

Black Sea Grain Initiative adalah kesepakatan antara Rusia dan Ukraina dengan Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ditandatangani di Istanbul pada 22 Juli 2022 yang menciptakan prosedur untuk mengekspor bahan makanan pokok dengan aman dari pelabuhan tertentu guna mengatasi krisis pangan akibat invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari.

Invasi Rusia telah menyebabkan penghentian total pengiriman biji-bijian dari Ukraina, yang sebelumnya merupakan eksportir utama dunia.

Rusia menghentikan perannya dalam kesepakatan Laut Hitam pada Sabtu untuk jangka waktu yang tidak terbatas dengan alasan pakta itu tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil yang berlayar dan menuduh Ukraina memanfaatkan koridor aman untuk menyerang Rusia.

Menurut kantor berita TASS, Presiden Putin memuji kepemimpinan G20 melalui sambungan telepon tersebut.

Putin belum memutuskan apakah akan menghadiri KTT G20 atau tidak. Beberapa waktu lalu, Duta Besar Rusia, Lyudmilla Vorobieva mengatakan jika Putin tidak datang, maka negaranya akan diwakilkan Menteri Luar Negeri. Pihaknya juga mengatakan membuka kesempatan dialog bersama Amerika Serikat secara bilateral.

Tak hanya Putin, Jokowi juga menelpon Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Dalam sambungan telepon tersebut, Ukraina mengatakan kesiapannya menjadi penjamin ketahanan pangan dunia. “Kami membahas pentingnya melanjutkan Grain Initiative. Ukraina siap untuk terus menjadi penjamin ketahanan pangan global,” kata Zelensky, hari ini, dikutip kantor berita nasional Interfax-Ukraina.

Zelensky, walaupun bukan pimpinan dari anggota negara G20, juga diundang Jokowi untuk hadir dalam KTT negara-negara ekonomi utama dunia itu. Dalam sejumlah laporan media, Zelensky mengatakan dia tidak akan hadir jika Rusia masih menginvasi negaranya.

Dalam berita terbaru disebutkan Zelensky mengatakan dia tidak akan hadir berpartisipasi di KTT G20 jika Rusia hadir.

“Jika pemimpin Rusia ikut di dalamnya, Ukraina tidak akan berpartisipasi,” kata Zelensky dalam konferensi pers di Kiev, Kamis (3/11), seperti dikutip AFP.

AS dan beberapa negara Barat telah mendesak Indonesia untuk tidak mengundang Putin dalam KTT G20, sebagai respons atas invasi militer Putin ke negara tetangganya yang berdaulat, Ukraina.

Presiden AS Joe Biden pada Maret mengatakan jika Putin tidak diblok kehadirannya dalam KTT G20, maka Biden menginginkan Zelensky untuk juga diundang dalam perhelatan di Bali itu.

Kantor PBB urusan Hak Asasi Manusia (OHCHR) melaporkan sejak invasi militer Rusia dimulai pada 24 Februari hingga awal Oktober, lebih dari 6.100 warga sipil Ukraina tewas dan setidaknya 9.000-an lainnya luka-luka. Invasi militer Putin juga menyebabkan sekitar 14 juta rakyat Ukraina tercerabut dari tempat tinggal mereka, menurut pernyataan Kantor PBB Urusan Pengungsi (UNHCR).

Guru besar hubungan internasional di Universitas Pertahanan, Anak Agung Banyu Perwita menilai kehadiran seluruh anggota G20 di KTT nanti bisa mengesankan kisah sukses perhelatan ini. Namun, kata dia, ada beberapa kondisi dinamika geopolitik saat ini yang sedang terjadi di dunia, seperti perang Rusia-Ukraina.

“Jikapun tak semua hadir, ya memang karena kondisi juga lagi perang. Tapi kalau mereka menganggap penting Indonesia maka apabila tak hadir secara langsung maka diharapkan bisa hadir secara online; 17 Kepala Negara yang hadir itu sudah bagus sekali,” kata Anak Agung.

Ia mengatakan kehadiran kepala negara menggambarkan nilai positif dalam ekonomi global yang sedang melemah.

“Kehadiran AS, Rusia itu tidak serta merta perdamaian akan terjadi begitu saja, tapi setidaknya akan mendorong optimisme pasar perekonomian menjadi lebih baik lagi, ada ruang dunia lebih optimis, bangkit kembali,” kata dia. (BenarNews)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel