-->

Setelah Dua Tahun Terhenti, Solo Kembali Rayakan Hari Tari Sedunia dengan Pentas Kolosal

JAWA TENGAH, LELEMUKU.COM - Kompleks Institut Seni Indonesia ISI Solo hari Jumat (29/4) kembali riuh rendah dengan suara tabuhan gamelan dan beragam tarian ketika ratusan peserta “Solo Menari” kembali menggelar pentas tarian.

Kolaborasi tabuhan gamelan Bali, gamelan Jawa, dan alat musik tradisional berbagai daerah kembali bergema di kampus itu ketika ribuan penari yang kebanyakan adalah mahasiswa-mahasiswi beragam kampus seni di Solo bergerak lincah menampilkan aneka ragam tarian.

Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna, kepada VOA mengatakan pandemi sempat membuat aktifitas dan kreatifitas seni terhenti. Namun Hari Tari Dunia tahun 2022 ini menjadi momentum bangkitnya pentas seni.

Pandemi COVID-19 sejak awal tahun 2020 lalu, menjadi penanda berakhirnya pesta tari dan seni pertunjukan di seluruh dunia, ternasuk di kampus ISI Surakarta. Secara mendadak tari tidak diizinkan untuk pentas, gedung kesenian ditutup, festival dibatalkan. Dunia seolah berhenti untuk seniman tari. Tidak ada kontak fisik, tidak ada acara, tidak ada penonton. Belum pernah terjadi dalam sejarah seni kondisi seperti ini. Penyelenggaraan event 24 jam Menari tahun 2022 di kampus ISI Surakarta ini menjadi momen untuk bangkit dari pandemi,” jelas Sukerna.

"Kampus kami punya kewenangan untuk melestarikan dan mengembangkan pendidikan seni tradisional berbagai daerah di Indonesia, seluruh nusantara,” ungkap Sukerna.

Seni secara virtual berbeda dengan seni yang langsung ditampilkan atau dipentaskan. Itulah sebabnya pementasan seni secara kolosal atau berkelompok terasa lebih indah

Pentas tahun ini mengangkat tema “Menari Membingkas Renyap” atau bangkit meloncat dari keterpurukan. Pentas saat ini masih menggunakan model gabungan pentas luring dan daring atau online. Pentas seni tari yang melibatkan 42 kelompok seni ini akan berlangsung hingga Sabtu ( 30/4). Sebagian kelompok seni, atau sekitar 21 kelompok dengan 1.100 penari dan pemusik, akan tampil langsung di kompleks kampus ISI Solo.

Gusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, yang berusia 25 tahu, adalah Raja Mangkunegaran Solo, yang menggantikan ayahnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati KGPAA Mangkunegara IX yang wafat tahun lalu.

Sementara Kanjeng Gusti Pangeran Haryo KGPH Purbaya, yang berusia 21 tahun, adalah Putra Mahkota Kraton Kasunanan Surakarta.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, juga ikut hadir dalam pementasan kolosal perayaan Hari Tari Dunia di kompleks Balaikota Solo pada Jumat (29/4) sore. (VOA)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel