-->

Bhima Yudhistira Sebut Indonesia Diuntungkan oleh Operasi Militer Rusia di Ukraina

Bhima Yudhistira Sebut Indonesia Diuntungkan oleh Operasi Militer Rusia di Ukraina.lelemuku.com.jpg
Ilustrasi kilang minyak - (ESDM)

JAKARTA PUSAT, LELEMUKU.COM - Keterbatasan pasokan minyak mentah akibat invasi Rusia ke Ukraina telah memicu kenaikan harga komoditas dan dinilai dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia yang merupakan produsen besar batu bara, minyak sawit, dan nikel, kata sejumlah analis pada Kamis (10/3/2022).

Sementara Malaysia, negara tetangga Indonesia, terpaksa menambah dana subsidi energi demi menjaga harga bahan bakar minyak (BBM) tetap terjangkau untuk masyarakat, tatkala harga minyak mentah melampaui $100 per barel.

Harga minyak mentah per Rabu (9/3/2022) sempat tembus ke $133 per barel, jauh di atas perkiraan harga yang diasumsikan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2022 yakni $63 per barel.

Mengingat posisi Indonesia sebagai negara net importir minyak, kenaikan harga tersebut bakal meningkatkan nilai impor dan membebani belanja negara.

Namun komoditas nonmigas andalan Indonesia seperti batu bara, nikel, dan sawit yang turut naik seiring lonjakan minyak mentah dinilai dapat mengompenasasi kenaikan nilai impor akibat lonjakan harga minyak mentah, kata Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira.

Batu bara, misalnya, mencapai $418,75 per metrik ton pada Sabtu pekan lalu, naik hampir dua kali lipat dibanding sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Oleh karena itu, terang Bhima, penerimaan negara dalam bentuk pajak maupun bukan pajak diperkirakan bakal naik sebesar Rp192 triliun, kendati harga minyak mentah melonjak.

"Di satu sisi, konflik Rusia-Ukraina membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia karena memicu kenaikan harga komoditas andalan Indonesia seperti batu bara, sawit, atau nikel," kata Bhima kepada BenarNews.

"Saya memproyeksikan terjadi kenaikan pendapatan negara senilai Rp192 triliun sepanjang 2022, dengan catatan harga minyak mentah bertahan pada kisaran $127 per barel."

Merujuk data Badan Pusat Statistik yang dirilis pada Februari lalu, nilai impor bahan bakar minyak Indonesia sepanjang 2021 mencapai Rp205,7 triliun atau sekitar $14,39 miliar.

Jumlah itu naik 74 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, surplus neraca perdagangan akibat kenaikan harga komoditas nonmigas andalan Indonesia seperti batu bara, sawit, atau nikel diperkirakan bisa mencapai $20-30 miliar dolar sepanjang 2022.

Hal itu berpijak pada sejumlah skenario seperti membaiknya hubungan Rusia-Ukraina yang memicu normalisasi harga komoditas migas dan nonmigas atau sebaliknya, saat relasi kedua negara kian buruk yang berdampak pada terus melonjaknya harga komoditas.

"Dari dua skenario itu, saya tetap melihat ada potensi surplus neraca perdagangan di kisaran $20-30 miliar sepanjang 2022," ujar Josua kepada BenarNews.

Selain Indonesia, Malaysia yang juga produsen komoditas seperti kelapa sawit diperkirakan juga akan mendapat keuntungan surplus perdagangan akibat kenaikan komoditas.

Meski begitu, Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Azis dalam rapat bersama parlemen pada hari ini mengatakan bahwa pemerintahnya terpaksa meningkatkan alokasi subsidi energi untuk LPG dan BBM hingga sepuluh kali lipat.

"Dengan kenaikan harga minyak, kami mengestimasi subsidi energi akan lebih dari 2,5 miliar ringgit (8.5 triliun rupiah) per bulan," ujar Zafrul.

Tidak hanya surplus neraca dagang, ketegangan antara Rusia dan Ukraina di sisi lain juga meningkatkan pasar modal Indonesia --bahkan beberapa kali mencatat nilai tertinggi sepanjang sejarah pada bulan lalu.

Per hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada 6.924,01, dengan aksi beli bersih (net buy) investor asing senilai Rp200,15 miliar.

PT Aneka Tambang (ANTM) menjadi emiten dengan pembelian bersih terbesar, senilai Rp248,8 miliar.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji, mengatakan menguatnya pasar modal Indonesia disebabkan oleh indikator ekonomi Indonesia yang dinilai positif, setelah sempat melambat akibat penerapan pembatasan karena pandemic COVID-19 beberapa waktu lalu.

Indonesia pun dinilai sebagai negara yang diuntungkan akibat kenaikan harga komoditas seperti batu bara atau nikel, kata Nafan.

"Pelaku pasar melihat Indonesia, sebagai negara dengan sumber daya alam melimpah, diuntungkan dengan kenaikan komoditas tersebut. Mereka juga melihat pemulihan ekonomi Indonesia sudah di jalur yang benar," katanya kepada BenarNews.

Mirae Asset sendiri memperkirakan IHSG bakal terus menguat pada bulan ini, bahkan bisa mencapai level di atas 7.000, dipicu oleh lonjakan harga komoditas.

Waspada inflasi

Kendati diproyeksikan meningkatkan pendapatan negara, lonjakan harga minyak mentah dinilai para ekonom menyisakan sejumlah risiko buruk, terutama kenaikan inflasi.

Bhima mengatakan kenaikan harga minyak biasanya bakal diikuti kenaikan harga bahan-bahan pokok.

"Daya beli masyarakat bisa melemah," ujarnya.

Perihal lain adalah meningkatkan beban belanja energi negara karena harus memberikan kompensasi kepada badan usaha milik negara seperti PLN dan Pertamina.

Dia menambahkan bahwa subsidi pemerintah untuk LPG dan BBM pada Januari 2022 bahkan telah meningkat 300 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga dalam keterangan pers Kamis menerangkan, pemerintah bakal terus mendorong pemulihan ekonomi nasional pada 2022 di kisaran 5 persen sembari terus memantau risiko global dan domestik.

Salah satunya adalah dengan terus membuka lapangan pekerjaan dan jaringan perlindugan sosial, sambil menstimulasi UMKM dan koperasi lewat insentif dan dukungan pembiayaan.

"Kami menjaga kesempatan untuk menstimulasi perekonomian bagi usaha kecil, menengah, dan mikro yang menurut data banyak bergerak di sektor perdagangan," kata Airlangga. (Arie Firdaus/ Suganya Lingan | BenarNews)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel