-->

Muhammad Guntur Ungkap Insiden Penganiayaan 2 Pemuda Tanimbar Berawal dari Salah Paham dan Miras

Muhammad Guntur Ungkap Insiden Penganiayaan 2 Pemuda Tanimbar Berawal dari Salah Paham dan Miras

AMBON, LELEMUKU.COM - Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Maluku, Kombes Pol. Muhammad Guntur, S.I.K., M.H menyatakan bahwa kejadian penganiayaan terhadap 2 pemuda asal Desa Olilit Raya, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) diawali dari kesalahpahaman antara anggotanya dengan masyarakat yang saat itu sedang mengkonsumsi minuman beralkohol.

Anggotanya meladeni warga tersebut sehingga mereka yang lebih dahulu dikeroyok dan dipukul. Akhirnya terjadilah aksi pemukulan balasan oleh anggota kepada Marsianus dan Timotius Fanumbi.

Meski demikian, pihaknya akan tetap berupaya sebaik mungkin dalam penanganannya dan tidak akan menutupi kesalahan yang dilakukan oleh anggota yang dipimpinnya.

Dirinya juga meminta agar masalah ini diproses secara adil, karena sebelum terjadinya penganiayaan yang dilakukan oleh anggota, ada penganiayaan oleh masyarakat kepada anggota Brimob, sehingga anggota bereaksi atas apa yang dialaminya.

Sebagai Komandan Satuan Brimob Polda Maluku, Guntur berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan jalan kekeluargaan karena anggota dan masyarakat juga sama-sama orang Maluku.

“Saya sudah perintahkan agar anggota bisa lebih dekat lagi dengan masyarakat, dalam menjaga kamtibmas di KKT, Semoga kejadian seperti ini tidak terulang,” katanya di Ambon, Sabtu (26/9/2020).

Dia juga mengajak masyarakat untuk sama-sama menjaga situasi kamtibmas agar tetap kondusif dan jangan ada lagi minuman beralkohol, karena minol merupakan sumber masalah.

Sementara terkait keterlibatan Komandan Kompi 3 C Pelopor Satuan Brimob Maluku di Saumlaki, MAT dalam insiden ia menyatakan bahwa Danki tidak melakukan penganiayaan terhadap kedua pemuda tersebut tetapi hanya menampar sebagai peringatan atau sebagai nasihat kepada kedua korban.

“Memang betul Danki hanya menampar jadi tidak benar kalau sampai aniaya begitu,” tegas Dansat.

Sementara itu MAT mengakui dirinya pada saat itu memang menampar korban tetapi bukan memukul.

“Jujur Saya sampaikan saya menampar bukan memukul, beda tampar dengan memukul, saya tampar dari kepala," ujar MAT.

Setelah menampar dirinya langsung menyuruh piket untuk mengamankan korban ke Polres untuk diproses.

Dijelaskan pada waktu datang ke Mako pada pukul 1.30 Wit, dan dirinya mendapati korban sudah dalam keadaan berdarah. Dengan demikian dirinya yakin kalau sudah terjadi penganiayaan diluar Mako Brimob.

Dirinya mengakui kalau pada waktu datang tidak mengetahui penyebab sampai terjadi insiden tersebut, namun dari informasi yang dia dapatkan kalau kedua anggotanya dikeroyok oleh 7 orang masyarakat yang sudah dalam keadaan mabuk.

Ia menambahkan pula kalau dua orang yang menjadi korban pada saat penganiayaan terhadap anak buahnya juga termasuk dalam 7 orang masyarakat tersebut.

Dijelaskan pula kalau informasi yang beredar di masyarakat maupun media, bahwa motor dan ponsel yang dibanting adalah milik masyarakat tetapi yang sebenarnya terjadi adalah motor dan hp yang dibanting itu sebenarnya adalah milik Anggotanya.

“Motor yang ditahan masyarakat adalah milik anggota bukanlah milik masyarakat,” ujarnya.

Ditambahkan pula kalau tujuan anggota turun kebawah untuk mengambil motor anggota, tetapi sampai di TKP malah anggota dan piket dipukul disana. (Albert Batlayeri)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel