-->

Inpex Masela Optimis Proyek Blok Masela Berjalan Pasca Shell Lepas PI

Inpex Masela Optimis Proyek Blok Masela Berjalan Pasca Shell Lepas PIJAKARTA, LELEMUKU.COM - Perusahaan gas bumi asal Jepang yang menjadi operator Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Inpex Masela Ltd, optimistis proyek Masela tidak akan terpengaruh informasi aksi korporasi Shell yang akan melepas hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Blok Masela.

Act Corporate Communication Manager Inpex, Moch N Kurniawan mengatakan, Inpex masih memiliki tugas utama untuk merealisasikan persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) yang telah diberikan Pemerintah Indonesia. Saat ini Inpex tetap fokus pada pengembangan Proyek LNG Abadi.

"Sebagai operator Proyek LNG Abadi dan dengan dukungan Pemerintah Indonesia, kami yakin proyek Masela akan terus berlanjut. Kami secara aktif bekerja melaksanakan PoD yang disetujui Pemerintah Indonesia," kata Iwan pada Kamis (9/7/2020).

Ia menegaskan Inpex selalu menghargai segala kebijakan perusahaam mitra, Shell.

"Kami tidak pada posisi menjawab aktivitas komersial dari Shell," dia.

Sebelumnya Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Julius Wiratno, mengungkapkan, Shell beberapa waktu lalu telah mengajukan pembukaan ruang data (open data room) kepada pemerintah yang masih belum mendapatkan lampu hijau dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Proyek lapangan gas Masela merupakan salah satu proyek terbesar di Indonesia dengan potensi cadangan gas terbesar yang pernah ditemukan mencapai lebih dari 10 triliun cubic feet (TCF). Proyek ini juga menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang saat ini telah memasuki tahap pengadaan lahan untuk pembangunan fasilitas pengolahan dan produksi gas berupa kilang LNG di Pulau Tanimbar.

Pemerintah akhirnya memberikan persetujuan kepada Inpex untuk melakukan kajian pembangunan fasilitas dengan kapasitas 9,5 MTPA LNG dan 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas pipa. Padahal sebelumnya pemerintah bersikeras agar LNG yang diproduksikan sebesar 7,5 MTPA dan gas pipa sebesar 474 MMSCFD. Proyek yang diperkirakan menghabiskan biaya investasi mencapai 20 miliar dolar AS tersebut ditargetkan bisa mulai memproduksi gas pada 2027-2028. (Albert Batlayeri)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel