-->

PSSI dan Pemprov NTT Sosialisasi Filanesia di Proyek Sepakbola Wanita

PSSI dan Pemprov NTT Sosialisasi Filanesia di Proyek Sepakbola WanitaKEFAMENANU, LELEMUKU.COM - Tahun kedua penyelenggaraan proyek sepakbola wanita di Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya berakhir setelah menggelar turnamen selama 5 hari. Turnamen yang diikuti 18 tim perwakilan dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di Lapangan Akademi Bali United, Kupang, NTT ini berakhir pada 14 Juni 2019 lalu. Adapun gelar juara pertama diraih oleh SMPK Mimbar Budi, diikuti SMP Negeri 1 Kefamenanu di peringkat 2 dan SMP Negeri Insana yang meraih peringkat ketiga.

Proyek kerja sama antara PSSI, Asprov Nusa Tenggara Timur, yang diinisiasi oleh Yayasan Plan Internasional Indonesia, Yayasan Rumah Solusi Beta Indonesia (RSBI) ini memang merupakan langkah nyata yang dilakukan PSSI yang semakin memperhatikan sepak bola wanita berikut pengembangannya dari grassroot atau tingkat terbawah.

Perwakilan PSSI yakni Anggota Komite Eksekutif Papat Yunisal dan asisten pelatih Timnas Wanita, Yoppie Riwoe mengatakan kegiatan proyek sepakbola wanita di daerah ini sangat berdampak positif. Bukan hanya bagi pelatih sepak bola khususnya di NTT, tetapi para pemain yang sudah diperkenalkan sepak bola sejak usia dini. Sosialisasi Filosofi Sepakbola Indonesia juga diterapkan di sini.

“Pengembangan sepak bola dengan penyelenggaraan turnamen tentu berdampak positif bagi semua pihak yang terlibat secara teknis. Dari pantauan dan diskusi, teman-teman pelatih mungkin hanya 1-2 orang saja yang mengerti dan memahami kurikulum sepakbola Indonesia yang kita berikan, sehingga mereka lebih banyak memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mereka alami dalam hal pelaksanaan Filosofi Sepakbola Indonesia ini. Ini bagus, karena di sini kita bisa memberikan sosialisasi Filanesia yang benar kepada pelatih. Karena dari anak-anak secara keseluruhan, tergantung dari siapa pelatihnya. Jika pelatihnya mengerti, maka Filosofi Sepakbola Indonesia yang diterapkan juga benar. Ini kesempatan yang bagus untuk sosialisasi Filanesia” ungkap Yopie

Yopie menambahkan bahwa NTT memiliki potensi yang cukup baik, baik dari segi pelatih maupun pemain. Untuk itu, perlu pembinaan lebih lanjut agar semakin maksimal. “Semua terlihat dari cara bermainnya, apa yang mereka lakukan di lapangan, itu semua kelihatan dari pelatih-pelatih yang memang mengerti dan paham Filanesia. Ada sedikit pemahaman dari mereka  tentang filanesia ini. Yang harus ditingkatkan ialaha pemahaman dan daya tangkap anak-anak yang masih kurang, karena pemahaman bukan hanya soal perkataan tetapi praktik di lapangan. Bagaimana mereka bisa melakukan dengan baik, ya pelatih harus baik juga dan konsisten dilakukan, itu yang belum kelihatan” tutupnya

Anggota Eksekutif Papat Yunisal juga membenarkan adanya sosialisasi Filosofi Sepakbola Indonesia pada turnamen ini. Mantan pesepakbola Tim Nasional Wanita 80-an ini menegaskan sosialisasi ini penting karena menyangkut kurikulum yang nanti akan dibagikan terkait Filanesia di daerah. “Proyek ini bukan semata-mata pertandingan biasa antar sekolah, tetapi pengembangan sepak bola dari grassroot atau tingkat terbawah untuk sepak bola wanita yang secara serius dilaksanakan oleh PSSI. Saya sudah berkoordinasi dengan Danurwindo terkait penyusunan kurikulum untuk sepakbola wanita. Filosofi Sepkabola Indonesia itu sama, tinggal bagaimana kita terapkan di sepak bola wanita nanti” ungkapnya

Keberadaan Proyek Sepakbola Wanita di Nusa Tenggara Timur memang menumbuhkan harapan baru bagi penggiat sepak bola wanita di daerah. Apalagi di tahun ini banyak bermunculan talenta-talenta baru, bahkan muncul pula pelatih wanita di turnamen ini. Seperti Milka Selan. Pelatih sekaligus pemegang lisensi Wasit C3 di NTT yang terlibat pada turnamen ini.  “Jujur saya merasa senang karena kegiatan seperti Piala Kartini baru tahun ini diselenggarakan, meski pembinaan sepakbola wanita di NTT sudah ada 2 tahun terakhir. Sebagai pelatih saya bersemangat sekali, karena dengan adanya kegiatan seperti ini, remaja-remaja putri yang ada di NTT bisa mengembangkan bakat dan talenta yang mereka miliki. Ketika saya melatih mereka, saya lihat mereka punya bakat yang luar biasa, tapi karena selama ini tidak ada wadah atau tempat mereka menyalurkan talenta kita tidak tahu. Ini kegiatan positif yang harus selalu dilakukan. Semoga ada kesempatan juga bagi wasit-wasit NTT untuk tampil memimpin pertandingan” ungkapnya

Harapan yang sama juga diungkapkan pemain sepak bola muda asal NTT, Fantri Priskila Sunbanu. Fantri yang pernah mengikuti seleksi Timnas U-15 ini mengungkapkan harapannya seletah event ini berakhir. “Saya merasa senang, karena di TTS dan TTU di NTT ini, kami dapat berkumpul untuk melaksanakan kegiatan sepak bola khususnya sepakbola putri dan membangkitkan semangat anak-anak putri di sini. Harapan saya setelah selesai event ini,  ada pemain dari sini yang bisa masuk tim nasional” ungkapnya.

Proyek sepak bola wanita bertajuk Girls Football Project: Piala Kartini 2019 NTT ini diselenggarakan di Lapangan Akademi Bali United di kota Kupang, NTT pada 10-14 Juni 2019.  Setelah pernah digelar pertama kali tahun 2018, proyek kerja sama antara PSSI, Asprov Nusa Tenggara Timur, yang diinisiasi oleh Yayasan Plan Internasional Indonesia, Yayasan Rumah Solusi Beta Indonesia (RSBI) ini kembali digelar dan diikuti sebanyak 324 anak perempuan dari 18 tim perwakilan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). (PSSI)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel