-->

Ignasius Jonan Nilai HOA Blok Masela di Tanimbar Jadi Sejarah Migas di Indonesia

Ignasius Jonan Nilai HOA Blok Masela Jadi Sejarah Migas di IndonesiaTOKYO, LELEMUKU.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyambut positif  penandatanganan Head of Agreement (HOA) pengembangan lapangan hulu migas Blok Masela di Lapangan Abadi di Laut Arafura, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku antara Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Inpex Corporation, dan menilai peristiwa ini menjadi sejarah investasi migas di Indonesia.

"Setelah sekian lama dilakukan pembahasan, penandatanganan HOA ini menjadi titik penting bagi investasi hulu migas di Indonesia, dengan nilai sekitar US$18-20 Milyar, yang terbesar untuk investasi 1 (satu) kegiatan di Indonesia, dan merupakan investasi Jepang terbesar sejak 5 dekade terakhir," ujar dia dalam rilis media Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, Agung Pribadi pada Senin (17/06/2019).

Ia mengharapkan pengembangan hulu migas di Blok Masela dapat memberikan kontribusi tambahan produksi Gas Bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun atau sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd Gas Pipa, dengan target onstream di tahun 2027.

Sebelumnya pada Minggu (16/06/2019), SKK Migas dan Inpex Corporation telah menandatangani HOA pengembangan lapangan hulu migas Blok Masela di Lapangan Abadi di Blok Masela oleh Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dan President Direktur Inpex Masela Ltd, Shunichiro Sugaya.

Kegiatan ini disaksikan oleh Menteri ESDM, Ignasius Jonan, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang, Hiroshige Seko dan CEO - Presiden Direktur Inpex Corporation, Takayuki Ueda.

Menurut Kepala SKK Migas menilai pengembangan di Blok Masela akan menjadi awal yang baik dalam dalam pengembangan hulu migas di laut dalam Indonesia bagian Timur.

"Dengan pengembangan lapangan Masela, diharapkan akan segera masuk investasi luar negeri yang besar, dan dapat memberikan pengaruh positif bagi Foreign Direct Investment di Indonesia, terciptanya multiplier effect bagi industri pendukung dan turunan di dalam negeri, dalam rangka mendukung perekonomian nasional, dan ke depannya di harapkan iklim investasi di Indonesia akan semakin baik dan semakin kompetitif" ujar Dwi Soetjipto.

Sementara itu, Inpex Masela menyatakan, HOA yang menjabarkan prinsip-prinsip dasar pengembangan proyek LNG Abadi Masela yang selanjutnya akan dituangkan dalam revisi rencana pengembangan atau plan of development (POD) ini diharapkan dapat dipercepat penyelesaiannya.

"HOA ini berisi ketentuan-ketentuan mengenai jangka waktu PSC (PSC period), kondisi keuangan (financial condition), estimasi biaya (cost estimation) dan lain-lain yang telah disepakati bersama sebelumnya antara Inpex dan otoritas pemerintah Indonesia untuk mendapatkan keekonomian proyek yang memadai," ujar Senior Manager Communication & Relations Inpex Masela, Iwan Kurniawan.

Dikatakan setelah HOA ini, Inpex Masela akan segera mempersiapkan serangkaian dokumen yang diperlukan untuk penyerahan revisi POD. Sesuai dengan prosedur dan peraturan Pemerintah Indonesia.

"Inpex kemudian akan mengikuti prosedur yang diperlukan selanjutnya dan secara resmi segera memasukkan dan menyerahkan revisi POD  ke otoritas pemerintah Indonesia," ujar dia.

Pengembangan hulu migas di Blok Masela dengan Pemegang Participating Interest di Blok Masela yaitu Inpex Masela Ltd. dengan 65 persen dan Shell Upstream Overseas Services dengan 35 persen ini dinilai memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun atau sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd Gas Pipa, dengan target onstream di tahun 2027.

Sebelumnya, SKK Migas menargetkan  Blok Masela selesai paling lambat pada akhir Juli 2019.  Sebab proyek dengan cadangan gas mencapai sebesar 18,54 TCF (sertifikasi Lemigas 2018) dengan rencana produksi (gross) 1.750 MMSCFD dengan plateau rate 20 tahun ini masih memasuki tahap kajian teknis guna menentukan keekonomian proyek dengan nilai investasi diperkirakan mencapai USD 18-20 miliar atau sekitar Rp287 triliun. (Albert Batlayeri)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel