-->

GPM Saumlaki Minta Masyarakat Tanimbar Hargai Alam Ciptaan Tuhan

GPM Saumlaki Minta Masyarakat Tanimbar Hargai Alam Ciptaan TuhanSAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku meminta seluruh masyarakat di daerah dengan 10 kecamatan tersebut untuk menghargai alam ciptaan yang sudah dipercayakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa.

“Sebagai keluarga Kristen, kita selalu diingatkan agar jangan serakah. Tidak serakah menebang pohon tetapi ikut melestarikan alam dengan kegiatan penghijauan, tidak serakah dalam menggunakan kantong plastik dan membuang kantong plastik di laut yang akan berdampak pada tumbuh kembangbiakan habitat laut serta tidak serakah membuang sampah di selokan-selokan sekitar rumah dan lingkungan kita,” pinta Vicaris Ny. Jessy Watimena, M.Si dalam khotbah Ibadah Minggu di Balai Pembinaan Umat (BPU) Sejahtera pada Minggu (16/06/2019).

Melalui tema khotbahnya ‘Penderitaan Semesta Akibat Kejahatan Manusia’ yang terambil melalui bacaan Alkitab Kejadian pasal 6 ayat 11 hingga 13 dengan perikob ‘Riwayat Nuh’ dan pasal 7 ayat 10 hingga 24 dengan perikob ‘Air Bah’, Vic. Jessy mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap kekuatan alam, yaitu badai yang mengancam, merusak, merugikan dan mematikan.

“Sebab itu taatilah peringatan di dalam Alkitab, jangan buat bumi berkabung sehingga kehidupan berkelanjutan tidak dapat dinikmati sampai anak cucu kita,” ujarnya.

Ny. Jessy pun mengisahkan peristiwa air bah di dalam bacaan yang dikutibnya bukan sekedar peristiwa alam dan bisnis manusia, tetapi bagian dari intervensi Allah, yaitu tindakan yang beralasan dan berdasar. Peristiwa tersebut merupakan alat penghukuman Allah kepada manusia di masa itu.

“Penghancuran dan pemusnahan alam semesta terlahir sebagai reaksi dari perilaku manusia, ini bukan keputusan sewenang-wenang. Karena Allah menjadi saksi utama atas kejahatan manusia dan bumi dinilai Allah sudah rusak. Tingkat kerusakannya sangat parah dan fatal, sehingga nilai estetika atau keindahan rusak parah bahkan moralitas manusianya,” kisah dia.

Kemudian, Ny. Jessy pun menegaskan bahwa penghukuman yang diambil Tuhan merupakan pembelajaran bagi setiap manusia saat itu untuk menyadari perbuatan dosa dan kejahatan akan akibat begi semua makluk hidup yang lain.

Ia berpesan bahwa tindakan manusia terhadap alam dengan merusak, mengeksploitasinya secara serakah pasti akan berdampak pada alam semesta, seperti banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi dan tsunami, kebakaran hutan, kekeringan serta kelaparan.

“Sebagaimana Nuh dan keluarganya maka baiklah kita sekeluarga pun dapat dipakai Allah untuk menyelamatkan alam ciptaan dengan hidup berkenaan kepada Allah melalui sikap memelihara, merawat dan melestarikan alam semesta ini,” tutup dia. (Laura Sobuber)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel