-->

Pemkab Kupang dan FAO Gelar Temu Lapangan dengan Kelompok Tani di Fatuelu

Pemkab Kupang dan FAO Gelar Temu Lapangan dengan Kelompok Tani di FatueluFATUELU, LELEMUKU.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang mengadakan acara Temu lapang berbagi pengalaman dan pembelajaran pertanian konservasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Kelompok Tani Tunas Muda, Desa Camplong II, Kecamatan Fatuleu yang difasilitasi oleh Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) bagi peserta dr berbagai lintas Kementerian dan 5 prov (NTT, NTB, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Gorontalo) pada Rabu, 5 February 2019,

Stephen Rudgard dari FAO Indonesia dalam sambutannya mengatakan tujuan FAO adalah mencoba membawa perubahan yg lebih baik yg ada dimana-mana utk bisa dapatkan hasil yang mensejahterakan masyarakat.

Diakui Stephen kedatangannya saat ini begitu membanggakan karena buah kerja keras dr para kelompok tani,lahan-lahan kering dipenuhi dgn tanaman pangan seperti jagung. Hasil kreatifitas, inovasi, kerja keras dr semua pihak mulai dr Kementerian hingga Kabupaten telah menunjukan hasil nyata. Kedepan Stephen harapkan apa yg dikerjakan, disebarluaskan agar bisa diadopsi setiap org sehingga ada kemauan untuk kerja demi mencapai kesejahteraan bersama.

Sementara itu Plt.Bupati Kupang Korinus Masneno menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada seluruh peserta lokakarya pertanian konservasi utk peningkatan produksi,produktivitas dan ketahanan terhadap perubahan iklim di Indonesia dan kepercayaan yg diberikan sehingga lokasi lahan Kelompok Tani Tunas Muda,Desa Camplong II Kec. Fatuleu ini dijadikan sebagai lokasi kunjungan lapangan utk dapat belajar bersama,bertukar informasi dan pengetahuan serta pengalaman berdasarkan potensi dan kondisi yg ada di daerah masing-masing.

Lebih lanjut dikatakan Masneno, Kelompok Tani Tunas Muda dibawah bimbingan BPTP prov.NTT dan FAO serta instansi terkait lainnya telah mampu meningkatkan produksi dan produktivitas serta ketahanan masyarakat setempat terhadap perubahan iklim,paling tidak produksi jagung yg ditanam bisa naik dari rata-rata 2,7 ton/ha yg dilakukan dgn cara tradisional menjadi 4,5 s/d 6 ton/ha dgn mempergunakan pola konservasi serta bisa 2 kali panen setahun karena sampah organik dari batang/daun jagung serta tanaman lainnya dan kotoran sapi/hewan lain yg dimasukan kedalam lubang masih  dalam keadaan lembab dan dapat digunakan sebagai media tanam kali ke-2.

Ditambahkan Masneno manfaat dr pertanian konservasi ini akan lebih besar lagi,apabila diselingi dgn tanaman kacang-kacangan, lamtoro teramba dan kelor. Disamping di konsumsi manusia, juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi atau lainnya. Menurut Masneno konsep pertanian konservasi ini sejalan dgn kebijakan dan programnya di kabupaten kupang 5 tahun kedepan yaitu revolusi 5 P, membangun secara revolusioner di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan pariwisata.

Hadir pada acara tersebut staf ahli komisi IV DPR RI, Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian/BBSDLP Bogor, Balai besar Mekanisasi pertanian Serpong Tangerang, Kementerian Pertanian Jakarta,Kementerian pertanian dan perikanan Timor Leste, Dinas Pertanian dari NTB, sulawesi selatan, Sulawesi Tengah,Gorontalo,serta berbagai pihak terkait di dalamnya. (HumasKupang)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel