Satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri Seni di Indonesia Timur, Hanggar Budi Prasetyo Ajak Pemerintah Perhatikan ISBI Tanah Papua

Satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri Seni di Indonesia Timur, Hanggar Budi Prasetyo Ajak Pemerintah Perhatikan ISBI Tanah Papua

JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua, Prof. Dr. St. Hanggar Budi Prasetyo, S.Sn., M.Si., menyampaikan keprihatinan sekaligus harapan besar bagi perkembangan perguruan tinggi seni negeri satu-satunya di wilayah Indonesia Timur ini. Dalam wawancara khusus di Kampus ISBI yang terletak di Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura.

Ia menegaskan bahwa hingga akhir 2025, ISBI Tanah Papua masih menjadi satu-satunya perguruan tinggi negeri di Indonesia yang belum memiliki gedung kampus sendiri.

“Dari semua perguruan tinggi negeri di Indonesia, hanya ISBI Tanah Papua yang belum punya gedung. Ini menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” ujar Prof. Hanggar dengan nada prihatin namun tetap optimis.

ISBI Tanah Papua resmi berdiri pada tahun 2014 sebagai transformasi dari Sekolah Tinggi Seni Rupa Papua (STSP). Pada awalnya, pembentukan ISBI ini didampingi oleh ISI Denpasar bersama tiga ISBI lainnya (Aceh, Kalimantan Timur, dan Sulawesi). ISBI Tanah Papua dan ISBI Aceh menjadi yang pertama berhasil lahir pada tahun yang sama.

Aktivitas perkampusan ISBI Tanah Papua berlokasi di kompleks eks-BRIN Waena (hibah dari Badan Riset dan Inovasi Nasional) dan fasilitas pinjam pakai dari Universitas Cenderawasih (Uncen). ISBI juga memiliki tanah hibah di Maribu dan Koya yang diharapkan kelak menjadi lokasi kampus permanen yang representatif.

“Tahun 2025 ini kami bersyukur mendapat hibah gedung eks-BRIN, tapi itu masih jauh dari cukup. Kami berharap Pemprov Papua di bawah kepemimpinan gubernur baru dapat memberikan perhatian serius,” tambah Prof. Hanggar.

Selain masalah gedung, kuantitas dan kualitas dosen juga menjadi pekerjaan rumah besar. Saat ini sejumlah dosen sedang menempuh S2 dan S3 dengan biaya pribadi karena sulit mendapatkan beasiswa pemerintah pusat akibat batasan usia dan persaingan yang ketat.

“Tahun ini kami berupaya menguliahkan 4 dosen program doktor dan 3 dosen program magister, semuanya pakai dana pribadi. Kami berharap Pemprov Papua dapat membantu minimal biaya SPP-nya,” ungkap Prof. Hanggar.

Ia juga sudah berkomunikasi intensif dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua dan berharap dukungan konkret segera terealisasi.

Di sisi lain, minat calon mahasiswa terus meningkat setelah ISBI Tanah Papua gencar melakukan sosialisasi ke berbagai kabupaten/kota. Tahun akademik 2025/2026, ISBI membuka lima program studi S1 yaitu Desain Komunikasi Visual, Seni Rupa, Seni Tari, Seni Musik dan Seni Kriya.  

Tahun depan juga akan dibuka Program Studi Pendidikan Guru Seni Budaya untuk mengatasi kekurangan guru seni di sekolah-sekolah se-Tanah Papua.

“Kekurangan guru seni di sekolah sangat parah. Banyak yang diajar oleh guru agama yang kebetulan bisa musik. Program baru ini akan mengisi kekosongan tersebut,” jelas Prof. Hanggar.

Prof. Hanggar menegaskan bahwa dosen dan alumni ISBI Tanah Papua sebenarnya sudah sering terlibat dalam event besar, termasuk penataan seni saat kunjungan Presiden Joko Widodo dan Festival Lembaga 3 Seni Nasional (FL3SN). Namun karena keterbatasan anggaran, ISBI belum mampu menyelenggarakan festival seni berskala besar sendiri.

“Baru-baru ini alumni kami menginisiasi workshop seni untuk siswa SMA/SMK se-Papua. Antusiasme anak-anak sangat tinggi. Inilah bukti bahwa potensi seni Papua luar biasa, tinggal kita salurkan bersama-sama,” tuturnya.

Di akhir wawancara, Prof. Hanggar kembali mengetuk hati Pemprov Papua dan seluruh stakeholder untuk dapat mendukung pengingkatan edukasi di bidang seni dan budaya di Papua. Sebab minat berkuliah di ISBI Tanah Papua sangat tinggi dengan melihat banyaknya minat mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026 melalui jalur SNBP, UTBK-SNBT, dan Jalur Mandiri.

“Kami tidak minta banyak. Yang kami butuhkan adalah perhatian dan dukungan nyata agar anak-anak Papua bisa mengembangkan talenta seni mereka di kampus sendiri, dengan dosen berkualitas, dan fasilitas yang memadai. Karena yang kami didik ini adalah generasi yang akan memperindah dan membanggakan Tanah Papua di kancah nasional maupun internasional. Moto kami: My Culture Strengthens My Life. Mari bersama wujudkan ISBI Tanah Papua sebagai pusat keunggulan seni berbasis kearifan lokal,” pungkas Prof. Hanggar Budi Prasetyo. (Laura)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya