Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional 2025: Napoleon der Bataks yang Melawan Penjajah Belanda di Sumatera Utara
JAKARTA, LELEMUKU.COM – Almarhum Tuan Rondahaim Saragih Garingging resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional tahun 2025 dalam bidang Perjuangan Bersenjata dari Sumatera Utara. Penghargaan ini menjadi salah satu dari 10 tokoh yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto melalui Keppres Nomor 116/TK Tahun 2025, diserahkan pada upacara Hari Pahlawan di Istana Negara, Senin (10/11) pagi.
Tuan Rondahaim Saragih Garingging, yang akrab disapa Napoleon der Bataks, lahir pada 1828 di wilayah Simalungun, Sumatera Utara, dan wafat pada 1891. Sebagai Raja ke-14 Kerajaan Raya Simalungun, ia memerintah di masa ekspansi kolonial Belanda yang menerapkan politik divide et impera untuk memecah kerajaan-kerajaan lokal di Sumatera Utara.
Perjuangannya dimulai sekitar 1880-an ketika Belanda membuka perkebunan secara sepihak di tanah Simalungun, mengancam kedaulatan lokal. Tuan Rondahaim memimpin perlawanan bersenjata besar-besaran melawan pasukan Belanda, menggunakan strategi gerilya dan pasukan Dayak Simalungun yang terkenal tangguh.
Senjata mereka sebagian diperoleh melalui barter rempah-rempah dengan Portugis di Malaka, sementara taktik perangnya yang cerdik membuat Belanda kesulitan menaklukkan Kerajaan Raya Simalungun, satu-satunya kerajaan di Sumatera Utara yang bertahan lama dari aneksasi kolonial.
Selain perlawanan militer, Tuan Rondahaim juga unggul dalam diplomasi dan persatuan politik, menanamkan semangat nasionalisme awal kepada rakyat Batak untuk mempertahankan kedaulatan wilayah.
Perjuangannya hingga 1891 berhasil menunda ekspansi Belanda selama bertahun-tahun, menjadi simbol keberanian etnis Simalungun yang sebelumnya kurang terwakili dalam narasi kemerdekaan nasional.
Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menyambut gembira penganugerahan ini, menyebutnya sebagai kehormatan bagi masyarakat Sumut. "Kita patut berbangga dan berbahagia hari ini, karena satu dari sepuluh nama yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Bapak Prabowo Subianto berasal dari Sumatera Utara, yaitu almarhum Tuan Rondahaim Saragih," ujarnya. Ia berharap ini memotivasi generasi muda untuk memupuk semangat kebersamaan dan persatuan.
Sebelumnya, Tuan Rondahaim menerima Piagam Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden BJ Habibie melalui Keppres RI No.077/TK/Tahun 1999 pada 13 Agustus 1999.
Pengusulan gelar pahlawan nasional telah berlangsung bertahun-tahun oleh masyarakat Simalungun, Pemerintah Provinsi Sumut, dan sejarawan, hingga akhirnya disetujui tahun ini. Piagam dan tanda jasa diserahkan kepada cicitnya, Lukman Rudi Saragih Garingging, yang hadir mewakili keluarga.
Penganugerahan ini menjadikan Tuan Rondahaim sebagai pahlawan nasional pertama asal Simalungun, melengkapi tokoh seperti Sisingamangaraja XII dari etnis Batak lain.
Dalam suasana yang penuh haru dan kebanggaan, para ahli waris hadir mewakili para tokoh untuk menerima gelar dan tanda penghormatan dari Presiden Prabowo Subianto. Kepala Negara menyerahkan secara langsung piagam dan tanda kehormatan negara kepada masing-masing ahli waris sebagai wujud penghargaan atas jasa-jasa besar yang telah diberikan oleh para pahlawan bagi bangsa dan negara.
Upacara penganugerahan diakhiri dengan pemberian ucapan selamat dari Presiden Prabowo Subianto, diikuti oleh para tamu undangan kepada para ahli waris penerima gelar Pahlawan Nasional. Turut hadir dalam acara tersebut adalah Wakil Presiden Gibran Rakabuming, para pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri Kabinet Merah Putih, para ketua umum partai politik, para ketua organisasi keagamaan, perwakilan Legiun Veteran Republik Indonesia, serta sejumlah kepala daerah dari berbagai provinsi.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan sepuluh tokoh sebagai Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan Tahun 2025. Hal tersebut disampaikan Fadli dalam keterangan pers usai upacara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, pada Senin (10/11/2025)
“Presiden telah menetapkan 10 pahlawan nasional yang kita sudah ketahui nama-nama pahlawan nasional, yaitu Bapak Abdurrahman Wahid, Bapak Jenderal H.M. Soeharto, Ibu Marsinah, Bapak Mochtar Kusumaatmadja, Sayyiduna Kholil Bangkalan, Sultan ke-16 Dompu, Sultan Tidore ke-37, lalu Tuan Saragih, dan juga Rahmah El Yunusiyyah, dan juga Bapak Sarwo Edhie,” ujar Fadli Zon.
Fadli menegaskan bahwa proses pengusulan dilakukan secara berjenjang, dimulai dari masyarakat di tingkat kabupaten dan kota, kemudian dikaji oleh tim peneliti dan pengkaji gelar daerah. Tim tersebut terdiri dari akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan gubernur, sebelum akhirnya diajukan ke tim peneliti dan pengkaji gelar tingkat pusat di bawah koordinasi Kementerian Sosial.
“Totalnya ada 49 nama, 40 yang baru dan 9 nama adalah yang carry over juga dari yang sebelumnya dan dari Dewan Gelar sudah menyeleksi ada 24 yang prioritas, kemudian Presiden telah memilih 10 nama pahlawan,” jelas Fadli.
Lebih lanjut, Fadli menegaskan bahwa seluruh tokoh yang ditetapkan telah memenuhi syarat dan kriteria sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Fadli berharap keteladanan para pahlawan dapat menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa.
“Jasa-jasa mereka itu jelas, konkret, dan juga benar-benar merupakan aspirasi yang sudah terseleksi dengan tadi proses yang cukup panjang, bahkan diseminarkan, bahkan dibukukan. Mudah-mudahan ini tujuannya adalah bagaimana ke depan, ini jasa-jasa mereka, keteladanan mereka bisa menjadi pemberi semangat bagi kita,” ucapnya.(evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
