Matius Fakhiri Geram atas Tragedi Irene Sokoy, Janji Ganti Seluruh Direktur RS Provinsi dan Tertibkan Sistem Kesehatan

Matius Fakhiri Geram atas Tragedi Irene Sokoy, Janji Ganti Seluruh Direktur RS Provinsi dan Tertibkan Sistem Kesehatan

SENTANI, LELEMUKU.COM – Gubernur Papua Matius D. Fakhiri (MDF) didampingi istri Ny. Eva Mathius D. Fakhiri dan Pj. Sekda Papua L. Christian Sohilait mengunjungi keluarga duka Almarhumah Irene Sokoy di atas Dermaga Kuning, Kampung Hobong, tepi Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, pada Jumat malam, 21 November 2025 pukul 18.30 WIT. 

Kunjungan itu dilakukan setelah Irene Sokoy seorang ibu muda bersama bayi yang dikandungnya meninggal dunia akibat ditolak dan terlambat ditangani sejumlah rumah sakit di Jayapura sejak Minggu, 16 November 2025.

Dihadapan keluarga besar Kabey–Sokoy yang masih berduka, Gubernur MDF secara terbuka menyampaikan permintaan maaf mendalam atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Papua. 

“Peristiwa ini telah menunjukkan kebodohan yang luar biasa dilakukan pemerintah dan seluruh bawahan kami,” ujarnya dengan nada geram. 

Ia menyebut tragedi ini sebagai potret nyata kerusakan sistem pelayanan kesehatan di Papua dan berjanji akan segera menertibkan seluruh rumah sakit di bawah kewenangan provinsi, termasuk mengganti seluruh direktur rumah sakit milik pemerintah yang ada serta memperbaiki peralatan dan sistem layanan yang selama ini terbengkalai.

Menurut informasi, almarhumah Irene mulai merasakan kontraksi pada Minggu malam. Setelah ketuban pecah, keluarga membawanya dengan speedboat melintasi Danau Sentani menuju RSUD Yowari, namun dokter tidak berada di tempat dan surat rujukan tak kunjung dibuat hingga larut malam. 

Ambulans baru tiba pukul 01.00 dini hari. Perjalanan panjang berlanjut ke RS Dian Harapan di Waena, Distrik Heram kemudian ke RSUD Abepura di Kampwolker lalu ke RS Bhayangkara di Kotaraja Abepura, dan RSUD Jayapura, namun di setiap rumah sakit keluarga mengalami penolakan atau keterlambatan penanganan dengan alasan kamar BPJS penuh, diminta uang muka, atau dokter tidak ada. 

Irene akhirnya meninggal dunia bersama bayinya pada pukul 05.00 WIT saat tiba kembali di RS Bhayangkara.

Kepala Kampung Hobong Abraham Kabey dan suami almarhumah Neil Kabey menyampaikan kekecewaan mendalam. 

“Kami datang meminta tolong, tapi tidak ada yang mau ambil tindakan,” kata Abraham dengan suara berat. Bagi keluarga, janji perbaikan dari gubernur penting, namun tak akan pernah mengembalikan Irene dan bayinya. Mereka hanya berharap tidak ada lagi warga Papua yang meregang nyawa hanya karena tembok administrasi dan kelalaian pelayanan kesehatan. (ray)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya