Pembunuhan Guru Melani Miriam Wamea di Yahukimo Murni Kriminal, Tuntut Polisi Tangkap Pelaku
DEKAI, LELEMUKU.COM – Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan guru Melani Miriam Wamea dari Yayasan Yapenda Papua menggelar jumpa pers resmi pada Kamis (16/10/2025) di Hotel Yahukimo 1, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Jumpa pers ini dihadiri tiga anggota DPRD dari Distrik Holuwon, Hilipuk, dan Sumo, pimpinan Klasis Holuwon, tiga kepala distrik, kader senior, serta perwakilan masyarakat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Klasis Holuwon.
Ketua TPF, Weni Bahabol, secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar suku Wamea dan keluarga suami dari suku Rumbino atas tragedi kemanusiaan yang menewaskan almarhumah Melani Miriam Wamea berusia 31 tahun.
Almarhumah adalah guru di Sekolah Jhon D. Wilson Holuwon, yang berada di bawah naungan Yayasan Yapenda dan Yapelin, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo.
“Kami menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya kepada keluarga besar korban dan semua pihak yang turut berduka. Setelah melakukan penyelidikan di lokasi kejadian, kami menyimpulkan bahwa peristiwa ini merupakan tindak kriminal murni, bukan tindakan yang melibatkan lembaga atau organisasi mana pun,” ujar Weni Bahabol seperti diberitakan Olemah.com
Berdasarkan hasil investigasi lapangan, peristiwa tragis itu terjadi pada Jumat, 10 Oktober 2025, sekitar pukul 09.00 WIT di Kampung Holuwon, Distrik Holuwon, Kabupaten Yahukimo, tepatnya di kaki Gunung Sohondek. Korban, Melani Miriam Wamea, bersama rekan guru Deretina Kobak dan sejumlah siswa sedang melaksanakan program ekstrakurikuler penanaman pohon, kegiatan rutin sekolah setiap Jumat, bekerja sama dengan Yayasan Yapenda.
Di tengah perjalanan menuju lokasi penanaman, rombongan dihadang oleh seorang pria bersenjata parang yang kemudian diketahui bernama Bauri Bahabol, berusia 30 tahun, berasal dari Kampung Homindipmu, Distrik Hilipuk. Pelaku bersembunyi di semak-semak dan memasang perangkap berupa uang Rp10.000 yang dijatuhkan di jalan.
Saat korban dan salah satu siswa memungut uang tersebut, pelaku tiba-tiba keluar sambil menodongkan parang dan mengancam mereka. Ibu guru Deretina Kobak berhasil melarikan diri, namun pelaku mengejar Melani Miriam Wamea, membacok bagian leher dan tangan korban hingga jari terpotong, serta menusuk perutnya hingga meninggal dunia di tempat kejadian.
Setelah memastikan korban tewas, pelaku melarikan diri ke arah sungai, sementara para siswa yang ketakutan bersembunyi dan menangis.
Jenazah almarhumah dievakuasi ke ibu kota Distrik Holuwon, kemudian dibawa ke Wamena, dan selanjutnya ke Jayapura untuk disemayamkan oleh keluarga.
Tim Pencari Fakta menegaskan bahwa peristiwa ini murni tindakan kriminal individu, dan tidak ada hubungan dengan pihak mana pun di Distrik Holuwon, Hilipuk, maupun Sumo yang tergabung dalam Klasis Holuwon.
Atas hasil penyelidikan tersebut, TPF menyampaikan dua tuntutan utama. Pertama, keluarga pelaku diminta segera menyerahkan Bauri Bahabol kepada aparat penegak hukum agar mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kedua, pelaku harus ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Tim juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang mendukung penyelidikan dan mengungkap kasus tragis ini, antara lain Tim lapangan yang bekerja langsung di Distrik Holuwon, Pangdam XVII/Cenderawasih dan Dandim 1715 Yahukimo, Kapolda Papua dan Kapolres Yahukimo, Bupati Kabupaten Yahukimo, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Yahukimo, pimpinan Klasis Holuwon, tiga kepala distrik, dan tiga anggota DPRK dari Distrik Holuwon, Hilipuk, dan Sumo, serta Mission Aviation Fellowship, Adventist Aviation, Yayasan Lentera Wamena, dan seluruh keluarga besar Papua yang menunjukkan solidaritasnya.
Direktur Eksekutif Yayasan Pelayanan Papua Nenda (Yapenda), Iain Wilson Kobak, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kehilangan sosok guru berdedikasi seperti Melani Wamea. “Ibu Melani telah mengabdikan dirinya lebih dari satu dekade bagi anak-anak dan masyarakat pedalaman Papua. Ribuan orang telah diberkati oleh kebaikan dan kasihnya. Kami di YAPPENDA berduka sedalam-dalamnya atas kehilangan ini. Kami berharap kematiannya tidak sia-sia, tetapi menjadi pemicu untuk menghentikan kekerasan di Tanah Papua,” ujar Iain Wilson Kobak. (Olemah)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
