Kontaminasi CS-137 di Cikande: 9 Orang Terpapar, Pemerintah Kaji Larangan Impor Scrap Besi

Kontaminasi CS-137 di Cikande: 9 Orang Terpapar, Pemerintah Kaji Larangan Impor Scrap Besi

SERANG, LELEMUKU.COM - Pencemaran radioaktif cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, telah membuat sembilan orang terpapar. Menurut pengumuman resmi pemerintah pada Rabu 1 Oktober 2025 insiden ini berasal dari limbah impor scrap besi di PT Pemulihan Material Terbatas (PMT). 

Kronologi kejadian bermula pada akhir September 2025, ketika Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mendeteksi radiasi tinggi di gudang PT PMT. 

Sebanyak sembilan pekerja mengalami paparan, dengan gejala seperti mual, muntah, dan lemas, meski belum ada korban jiwa. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat itu memperingatkan masyarakat untuk melaporkan gejala serupa ke fasilitas kesehatan terdekat, karena Cs-137—sejenis isotop radioaktif dengan masa paruh 30 tahun bisa berbahaya jika terhirup atau tertelan.

Sumber kontaminasi diduga dari kontainer scrap besi impor yang mengandung sisa Cs-137 dari peralatan medis atau industri nuklir. 

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa zat radioaktif telah dipindahkan ke fasilitas aman dengan truk berlapis timbal untuk mencegah penyebaran. 

"Cemaran Cs-137 dipindahkan dengan menggunakan truk tertutup yang dilapisi logam timbal (Pb) agar radiasi tidak menyebar," ujarnya dalam konferensi pers.

Kasus ini terkait temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Agustus 2025, di mana udang beku dan cengkeh ekspor Indonesia terkontaminasi Cs-137, menyebabkan penahanan kiriman. 

Pemerintah Indonesia kini mengkaji larangan impor scrap besi, termasuk memasukkannya ke kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). 

"Buntut radiasi Cs-137, pemerintah kaji larangan impor scrap besi," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Bapeten telah menetapkan status kejadian radiasi di Cikande sebagai "kejadian radiasi", dengan pemantauan lingkungan oleh tim ahli. 

"Cs-137 menjadi sangat berbahaya jika berada dalam jumlah besar, seperti yang digunakan dalam alat terapi radiasi atau pengukur industri," jelas pakar nuklir dari CNN Indonesia. 

Kemenkes mendorong pemeriksaan rutin bagi pekerja industri dan warga sekitar.

Hingga Kamis 2 Oktober 2025, PT PMT ditutup sementara, dan investigasi berlanjut untuk mencegah kejadian serupa. (evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya