Wesley Simina Sebut Micronesia Soroti Krisis Iklim dan Kedaulatan Pasifik
NEW YORK, LELEMUKU.COM – Presiden dan Kepala Pemerintahan Negara Federasi Mikronesia, Wesley Simina, menyampaikan pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada 23-27 dan 29 September 2025.
Sebagai pemimpin yang menjabat sejak Mei 2023, Simina memanfaatkan forum global ini untuk menyoroti isu-isu krusial bagi negara-negara kepulauan Pasifik, termasuk perubahan iklim, kedaulatan maritim, dan pembangunan berkelanjutan, sambil menegaskan komitmen Mikronesia terhadap pelestarian lingkungan dan perdamaian dunia.
Dalam pidatonya yang disiarkan langsung melalui saluran resmi PBB, Simina, yang berlatar belakang sebagai mantan Gubernur Chuuk dan Ketua Kongres Mikronesia, menekankan bahwa Mikronesia, sebagai negara kepulauan kecil, menghadapi ancaman eksistensial akibat kenaikan permukaan laut dan bencana iklim.
“Negara-negara kepulauan seperti Mikronesia berada di garis depan krisis iklim. Pulau-pulau kami terancam hilang. Kami menyerukan dunia untuk memenuhi janji pendanaan iklim dan menghormati kedaulatan laut kami,” ujar Simina.
Ia merujuk pada badai tropis yang melanda wilayah Pasifik pada 2025, yang menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan mata pencaharian masyarakat Mikronesia.
Simina juga menyentuh isu global seperti polusi laut dan ketidaksetaraan ekonomi, mendesak negara-negara maju untuk memenuhi komitmen pendanaan iklim sebesar 100 miliar dolar AS per tahun guna mendukung negara berkembang yang rentan terhadap krisis lingkungan.
Sebagai presiden yang memimpin Mikronesia dengan fokus pada pelestarian lingkungan dan kerja sama regional, ia menegaskan peran negaranya dalam mendukung inisiatif PBB untuk melindungi 30 persen wilayah laut global pada 2030. Pidato ini disambut tepuk tangan dari delegasi negara-negara Pasifik dan komunitas lingkungan, meskipun beberapa kritikus domestik menilai Simina perlu lebih fokus pada isu akses pendidikan dan kesehatan di Mikronesia.
Sidang Umum PBB ke-80, yang dibuka pada 22 September 2025, menjadi panggung bagi lebih dari 150 pemimpin dunia untuk membahas agenda seperti reformasi PBB, konflik Ukraina, dan krisis Gaza.
Simina bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada 18 Februari 2025 untuk membahas isu iklim dan pembangunan, dan baru-baru ini bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 22 September 2025 di sela-sela UNGA, membahas kerja sama dalam konservasi laut dan energi terbarukan.
Sebagai pemimpin yang mewakili suara negara-negara kepulauan kecil, Simina menegaskan visi Mikronesia sebagai pelopor pelestarian lingkungan global. Pidatonya menekankan pentingnya solidaritas internasional, dengan harapan Mikronesia dapat menginspirasi dunia untuk bertindak demi menyelamatkan planet ini. “Kami bukan hanya korban krisis; kami adalah penjaga masa depan laut dan bumi,” tutupnya. (evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
