Taneti Maamau Minta Perhatian Ancaman Iklim di Kiribati dan Perlindungan Negara Pasifik
NEW YORK, LELEMUKU.COM – Presiden dan Menteri Luar Negeri serta Imigrasi Republik Kiribati, Taneti Maamau, menyampaikan pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada 23-27 dan 29 September 2025.
Sebagai pemimpin yang menjabat sejak Maret 2016, Maamau memanfaatkan forum global ini untuk menyoroti isu-isu krusial bagi negara-negara kepulauan Pasifik, termasuk perubahan iklim, kedaulatan maritim, dan pembangunan berkelanjutan, sambil menegaskan komitmen Kiribati terhadap pelestarian lingkungan dan perdamaian dunia.
Dalam pidatonya yang disiarkan langsung melalui saluran resmi PBB, Maamau, yang berlatar belakang sebagai pendidik dan tokoh politik senior, menekankan bahwa Kiribati, sebagai salah satu negara kepulauan terendah di dunia, menghadapi ancaman eksistensial akibat kenaikan permukaan laut dan bencana iklim.
“Kiribati berada di ujung tombak krisis iklim. Pulau-pulau kami terancam lenyap. Kami menyerukan dunia untuk memenuhi janji pendanaan iklim dan melindungi kedaulatan laut kami,” ujar Maamau.
Ia merujuk pada badai tropis dan erosi pantai yang melanda Kiribati pada 2025, yang mengancam kehidupan masyarakat dan infrastruktur vital di negara tersebut.
Maamau juga menyentuh isu global seperti polusi laut dan ketidaksetaraan ekonomi, mendesak negara-negara maju untuk memenuhi komitmen pendanaan iklim sebesar 100 miliar dolar AS per tahun guna mendukung negara berkembang yang rentan terhadap krisis lingkungan.
Sebagai presiden yang memimpin Kiribati dengan fokus pada pelestarian lingkungan dan ketahanan masyarakat, ia menegaskan peran negaranya dalam mendukung inisiatif PBB untuk melindungi 30 persen wilayah laut global pada 2030, sejalan dengan komitmen Kiribati untuk menjaga ekosistem lautnya. Pidato ini disambut tepuk tangan dari delegasi negara-negara Pasifik dan komunitas lingkungan, meskipun beberapa kritikus domestik menilai Maamau perlu lebih fokus pada isu kesehatan dan pendidikan di Kiribati.
Sidang Umum PBB ke-80, yang dibuka pada 22 September 2025, menjadi panggung bagi lebih dari 150 pemimpin dunia untuk membahas agenda seperti reformasi PBB, konflik Ukraina, dan krisis Gaza.
Maamau bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada 15 Februari 2025 untuk membahas isu iklim dan pembangunan, dan baru-baru ini bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 22 September 2025 di sela-sela UNGA, membahas kerja sama dalam konservasi laut dan energi terbarukan.
Sebagai pemimpin yang mewakili suara negara-negara kepulauan kecil, Maamau menegaskan visi Kiribati sebagai pelopor pelestarian lingkungan global. Pidatonya menekankan pentingnya solidaritas internasional, dengan harapan Kiribati dapat menginspirasi dunia untuk bertindak demi menyelamatkan planet ini. “Kami bukan hanya korban krisis; kami adalah penjaga masa depan laut dan bumi,” tutupnya. (evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
