Rusia Umumkan Vaksin Kanker Siap Digunakan Secara Gratis untuk Semua Pasien Akhir 2025

Rusia Umumkan Vaksin Kanker Siap Digunakan Secara Gratis untuk Semua Pasien Akhir 2025

MOSKOW, LELEMUKU.COM – Dalam terobosan medis yang menggemparkan dunia, Rusia mengumumkan pengembangan vaksin kanker berbasis mRNA yang siap digunakan mulai awal 2025. 

Vaksin ini akan didistribusikan secara gratis kepada seluruh pasien kanker di Rusia, menandai langkah besar dalam pengobatan kanker yang dipersonalisasi. 

Pengumuman ini disampaikan oleh Andrey Kaprin, Direktur Jenderal Pusat Penelitian Radiologi Kementerian Kesehatan Rusia. Dikatakan setelah memastikan efektivitas dan keamanan vaksin melalui uji klinis yang ketat. Rusia berencana memulai uji pada manusia untuk vaksin melanoma di Pusat Gamaleya akhir 2025. 

Meski hingga September 2025, Rusia belum merilis data klinis resmi. Baik terkait nama vaksin, jenis kanker spesifik lain yang ditargetkan, atau tingkat efektivitasnya dalam uji klinis pada manusia.

Berbeda dari vaksin pencegahan, vaksin kanker Rusia dirancang sebagai terapi untuk pasien yang telah didiagnosis kanker. 

Menurut Alexander Gintsburg, Direktur Pusat Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya, vaksin ini bekerja dengan memanfaatkan teknologi mRNA untuk merangsang sistem kekebalan tubuh pasien guna mengenali dan menyerang sel kanker. 

Vaksin ini dipersonalisasi berdasarkan antigen tumor spesifik setiap pasien, memungkinkan pendekatan pengobatan yang lebih tepat sasaran. Uji praklinis menunjukkan hasil menjanjikan, dengan kemampuan vaksin untuk menekan pertumbuhan tumor dan mencegah penyebaran metastasis.

Veronika Skvortsova, Kepala Badan Medis-Biologi Federal Rusia, menambahkan bahwa vaksin untuk kanker kolorektal telah lulus semua uji praklinis dan siap digunakan pada pasien. 

“Vaksin ini mengaktifkan sistem kekebalan untuk melawan penyakit,” ujarnya.

Ia menekankan pendekatan inovatif yang menargetkan tumor spesifik berdasarkan profil genetik pasien. 

Pengembangan vaksin ini akan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat proses desain yang dipersonalisasi. 

Gintsburg menyebutkan bahwa jaringan saraf AI dapat mempersingkat waktu pembuatan vaksin hingga satu jam, sebuah lompatan besar dari proses konvensional yang memakan waktu berbulan-bulan. 

Kaprin memperkirakan biaya produksi per vaksin mencapai sekitar 300.000 rubel atau sekitar Rp45 juta, namun pemerintah Rusia berkomitmen untuk menanggung seluruh biaya agar vaksin ini gratis bagi pasien. 

“Kami ingin ini bukan obat untuk segelintir orang terpilih. Teknologi yang efisien akan memastikan akses gratis,” ujar Kaprin.

Pengumuman ini datang di tengah meningkatnya angka kanker di Rusia, dengan lebih dari 635.000 kasus dilaporkan pada 2022, terutama kanker usus, payudara, dan paru-paru. 

Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidato yang disiarkan televisi pada Februari 2024, menyatakan bahwa Rusia telah “mendekati penciptaan vaksin kanker dan obat imunomodulator generasi baru,” menambah optimisme terhadap proyek ini. 

Namun, skeptisisme muncul di kalangan ilmuwan global karena kurangnya transparansi data uji klinis dan laporan peer-review independen, terutama setelah pengalaman dengan vaksin Sputnik V untuk Covid-19 yang menuai keraguan serupa.

Vaksin kanker Rusia bukanlah yang pertama di dunia. Negara lain, seperti AS, juga sedang mengembangkan vaksin serupa. Misalnya, Universitas Florida telah menguji vaksin mRNA untuk glioblastoma pada Mei 2025, sementara Moderna menargetkan peluncuran vaksin kanker pada 2030. 

Keunggulan Rusia terletak pada janji distribusi gratis dan penggunaan AI untuk mempercepat personalisasi, yang dapat menjadi model bagi aksesibilitas pengobatan kanker di masa depan. (Evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya