Potensi Perang Melawan Venezuela Meningkat, Departemen Pertahanan AS Perkuat Militer di Karibia

Potensi Perang AS vs Venezuela Meningkat, Departemen Pertahanan AS Perkuat Militer di Karibia

SAN JUAN, LELEMUKU.COM – Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela semakin memanas, dengan potensi konflik militer yang kini tampak lebih nyata. 

Pada Selasa 9 September 2025, Departemen Pertahanan AS, yang kini dikenal sebagai Department of War, mengumumkan bahwa Sekretaris Pertahanan Pete Hegseth dan Ketua Kepala Staf Gabungan, Caine, telah bertemu dengan pasukan militer AS di Puerto Rico dan di atas kapal perang USS Iwo Jima.  

Dalam pernyataan resmi yang diposting di akun X DeptofWar, disebutkan bahwa pasukan AS adalah "kekuatan tempur terkuat dan paling mematikan di Bumi." 

Unggahan ini disertai dengan foto-foto Hegseth dan Caine bersama prajurit, yang menunjukkan kesiapan tinggi untuk menghadapi situasi darurat. 

"Prajurit kita adalah pasukan tempur yang paling kuat dan paling mematikan di Bumi," tulis akun tersebut, yang mendapat lebih dari 12 ribu retweet dan 45 ribu like dalam waktu singkat.  

Kehadiran militer AS di Karibia Selatan, termasuk di Puerto Rico dan sekitar USS Iwo Jima, semakin intensif sejak beberapa bulan terakhir. 

Ini merupakan bagian dari strategi "maximum pressure" yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump terhadap Venezuela, yang dituding terlibat dalam perdagangan narkoba dan mendukung kelompok kriminal internasional. 

Pada Agustus 2025, AS bahkan meluncurkan serangan mematikan terhadap sebuah kapal yang diduga membawa narkoba dari Venezuela, yang menewaskan 11 orang.  

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, merespons dengan meningkatkan kewaspadaan militer dan menuding AS berencana invasi. 

"Ini bukan hanya tentang narkoba, tetapi tentang upaya untuk menggulingkan pemerintahan kami," ujar Maduro dalam pidato di Caracas pada Senin 8 September 2025. 

Ia memerintahkan pasukan bersenjata Venezuela untuk bersiap menghadapi "ancaman eksternal."  

Di sisi lain, Sekretaris Negara Marco Rubio, yang baru-baru ini mengunjungi markas Komando Selatan AS di Florida, menegaskan bahwa operasi militer akan terus berlanjut. 

"Misi kami adalah melindungi rakyat AS dari ancaman narkoba dan terorisme, dan kami tidak akan ragu untuk bertindak," ujar Rubio dalam wawancara dengan Fox News pada Minggu 7 September 2025.  

Reaksi internasional terhadap eskalasi ini bervariasi. China dan Rusia, sekutu utama Venezuela, telah memperingatkan AS untuk tidak melanggar kedaulatan Venezuela. 

Sementara itu, negara-negara Amerika Latin seperti Brasil dan Kolombia menyatakan kekhawatiran akan dampak regional dari konflik potensial ini. 

"Konflik di Venezuela dapat menjadi ancaman bagi stabilitas di seluruh Amerika Latin," ujar Presiden Brasil Luiz InĂ¡cio Lula da Silva dalam konferensi pers virtual pada Senin 8 September 2025.  

Di dalam negeri, publik AS terbelah. Beberapa mendukung tindakan tegas Trump terhadap Venezuela, sementara yang lain khawatir akan biaya dan risiko perang. 

"Kami tidak ingin terlibat dalam konflik lain di luar negeri," ujar Sarah Johnson, seorang warga New York, kepada The Washington Post.  

Sementara itu, di Venezuela, rakyat sipil semakin cemas. "Kami tidak ingin perang, tetapi pemerintah kami juga tidak akan mundur," ujar Maria Gomez, seorang guru di Caracas, kepada BBC.  (Evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya