Pidato Mahmoud Abbas dan Benjamin Netanyahu, Suara Berbeda dalam Satu Pesan Perdamaian

Pidato Mahmoud Abbas dan Benjamin Netanyahu, Suara Berbeda dalam Satu Pesan Perdamaian

NEW YORK, LELEMUKU.COM – Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato masing-masing di Debat Umum Tingkat Tinggi Sesi ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 25 dan 27 September 2025, di mana keduanya menekankan visi perdamaian di Timur Tengah meskipun dengan perspektif yang bertolak belakang. 

Meski Abbas menuduh Israel melakukan genosida di Gaza sementara Netanyahu memprediksi kemenangan atas kelompok militan sebagai kunci stabilitas, keduanya secara mengejutkan menyamakan pesan inti tentang perdamaian sebagai satu-satunya jalan maju, dengan penolakan terhadap kekerasan ekstrem dan harapan kerjasama regional.

Abbas, yang berpidato melalui video setelah larangan perjalanan AS, membuka dengan mengecam perang Israel di Gaza sebagai genosida yang telah menewaskan sekitar 220.000 warga Palestina, sambil menyerukan gencatan senjata permanen, akhir serangan pemukim di Tepi Barat, dan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan melalui organisasi PBB. 

Ia menolak peran Hamas dalam masa depan Palestina, menyatakan bahwa otoritasnya telah merevisi Piagam Nasional untuk menolak kekerasan dan terorisme, serta mengadopsi budaya perdamaian. 

"Palestina siap untuk negara modern dan demokratis berdasarkan hukum, damai, dan siap bekerja sama dengan AS serta mitra internasional untuk perdamaian," tegas Abbas pada Kamis 25 September 2025, sambil mendesak pengakuan global terhadap negara Palestina sebagai langkah krusial menuju koeksistensi.

Sementara itu, Netanyahu, yang berpidato pada Jumat 26 September 2025, fokus pada kemenangan militer Israel atas Hezbollah sebagai pembuka perdamaian dengan tetangga Arab di utara, dan memprediksi bahwa kemenangan atas Hamas akan memperluas Abraham Accords—kesepakatan yang dibuatnya dengan Presiden AS Donald Trump lima tahun lalu—ke seluruh dunia Arab dan Muslim. 

Ia memuji pidato Presiden Indonesia Prabowo Subianto sebagai tanda potensi kolaborasi, menekankan bahwa pemimpin Arab dan Muslim berpikiran maju akan mendapat manfaat dari teknologi Israel di bidang kedokteran, pertanian, dan AI. 

Netanyahu memvisualisasikan Timur Tengah yang berubah dramatis, di mana pembuat damai berani menggantikan pejuang perang, dan rakyat Iran merebut kembali kebebasan mereka untuk membuat negara itu hebat lagi.

Keduanya sepakat untuk menolak kekerasan ekstrem. Abbas mengutuk serangan Hamas 7 Oktober sebagai tindakan yang ditolak pemerintah Palestina, sementara Netanyahu menekankan bahwa kemenangan atas kelompok seperti Hamas dan Hezbollah akan membuka era kerjasama damai. 

Keduanya juga mengakui bahwa perdamaian adalah visi bersama. Abbas melalui solusi dua negara dan pengakuan timbal balik, Netanyahu melalui perluasan accords yang melibatkan negara Arab dan negara Muslim.

Pidato keduanya menarik reaksi beragam, dengan negara-negara Arab mendukung Abbas atas seruannya untuk keadilan, sementara sekutu Israel memuji visi Netanyahu tentang stabilitas. Debat Umum berlangsung hingga 29 September 2025, membahas isu mendesak seperti konflik Gaza, reformasi PBB, dan keamanan global. Rekaman lengkap tersedia di situs resmi PBB, dengan harapan bahwa kesamaan pesan ini bisa menjadi titik awal dialog bilateral. (evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya