PHK Massal Gudang Garam Jadi Sorotan, Kekayaan Susilo Wonowidjojo Merosot Tajam

PHK Massal Gudang Garam Jadi Sorotan, Kekayaan Susilo Wonowidjojo Merosot Tajam

KEDIRI, LELEMUKU.COM – Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menjadi perbincangan hangat di media sosial sepanjang awal September 2025. 

Hingga 7 September 2025, manajemen perusahaan belum memberikan pernyataan resmi, memicu tanda tanya besar tentang nasib ribuan pekerja dan kondisi keuangan perusahaan. 

Sorotan juga tertuju pada Presiden Direktur Susilo Wonowidjojo, yang kekayaannya merosot drastis seiring penurunan laba perusahaan.

PT Gudang Garam, yang bermarkas di Kediri, Jawa Timur, menghadapi tantangan berat akibat penurunan penjualan rokok dan kenaikan cukai sebesar 10% pada Januari 2025. 

Laporan keuangan perusahaan mencatat laba bersih semester pertama 2025 turun 37% menjadi Rp1,32 triliun dari Rp2,1 triliun pada periode yang sama di 2024. 

Penurunan ini dipicu oleh menurunnya daya beli masyarakat, persaingan ketat, dan tren menurunnya konsumsi rokok tradisional.  

Isu PHK massal mencuat melalui unggahan di media sosial, dengan perkiraan lebih dari 2.000 karyawan, terutama di divisi produksi, terkena dampak. 

Hingga akhir 2024, Gudang Garam mempekerjakan 30.308 orang, menurut laman resmi perusahaan. Namun, manajemen belum mengonfirmasi jumlah pasti pekerja yang di-PHK atau alasan di balik keputusan ini, memicu spekulasi bahwa langkah ini terkait efisiensi biaya di tengah krisis keuangan.

Sosok Susilo Wonowidjojo  

Susilo Wonowidjojo, Presiden Direktur Gudang Garam sejak 2009, juga menjadi pusat perhatian. Menurut data Forbes per 7 September 2025, kekayaan Susilo dan keluarganya turun dari US$9,2 miliar atau Rp149,9 triliun pada 2018 menjadi US$2,9 miliar (Rp47 triliun) pada 2024. 

Penurunan ini sejalan dengan kinerja perusahaan yang melemah. Sebut saja pada 2015 kekayaannya mencapa US$5,5 miliar. Kemudian pada 2020 turun menjadi US$5,3 miliar. Selanjutnya pada 2024 turun menjadi US$2,9 miliar.  

Meski demikian, Susilo tetap berada di peringkat 23 orang terkaya Indonesia versi Forbes 2024. 

Kekayaannya berasal dari bisnis rokok kretek yang dirintis ayahnya, Surya Wonowidjojo, pada 1958, dan diteruskan kakaknya, Rachman Halim, hingga 2008. 

Susilo, bersama adiknya Juni Setiawati (Komisaris Utama) dan anaknya Indra Gunawan Wonowidjojo (Wakil Direktur Utama), berupaya menjaga keberlanjutan perusahaan penjualan rokok nomor satu di Indonesia itu.

Pada Juni 2025, Gudang Garam menghentikan pembelian tembakau dari Temanggung, Jawa Tengah, karena stok bahan baku cukup untuk produksi hingga empat tahun ke depan. 

Sementara Bupati Temanggung, Agus Setyawan, usai kunjungan ke Kediri pada 15 Juni 2025, menyatakan kondisi pasar rokok tidak lagi kondusif, diperparah oleh anjloknya harga saham perusahaan dari Rp90.000 per lembar menjadi Rp9.600 per lembar.

Untuk bertahan, Gudang Garam melakukan diversifikasi. Pada April 2024, perusahaan mengoperasikan Bandara Internasional Dhoho di Kediri, diikuti pembangunan jalan tol penghubung bandara dengan pusat kota sejak Oktober 2024. Namun, langkah ini belum mampu mengatasi tekanan jangka pendek akibat penurunan pendapatan dari bisnis rokok. (Evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya