Pemimpin Hamas Hamdan dan Rishq Hadir, tapi Khalil al-Hayya Absen dari Upacara Pemakaman Putranya

Pemimpin Hamas Hamdan dan Rishq Hadir, tapi Khalil al-Hayya Absen dari Upacara Pemakaman Putranya

DOHA, LELEMUKU.COM - Hamas secara resmi merilis foto-foto dari upacara pemakaman para "martir" korban serangan udara Israel di Qatar, termasuk pemakaman Himam al-Hayya, putra pemimpin senior Khalil al-Hayya, pada Kamis (11/9/2025). 

Foto-foto tersebut menampilkan pemimpin Hamas Osama Hamdan dan Izzat al-Rishq yang hadir, tetapi Khalil al-Hayya, yang diduga menjadi target utama serangan, tidak terlihat di upacara pemakaman putranya, memicu spekulasi tentang kondisinya, seperti dikutip pada 12 September 2025.

Prosesi pemakaman berlangsung di Masjid Sheikh Mohammed bin Abdul Wahhab, Doha, dengan Hamdan dan al-Rishq terlihat di antara para pelayat. 

Seorang jurnalis Israel, Roi Kais, mengidentifikasi Hamdan, al-Rishq, dan Hussam Badran sebagai pemimpin senior Hamas yang terlihat hidup dalam foto-foto tersebut, menandakan bahwa setidaknya tiga tokoh kunci selamat dari serangan Israel pada Selasa (9/9/2025). 

Namun, Kais menekankan bahwa al-Hayya, yang kehilangan putranya Himam dan wakilnya Jihad Labad Abu Bilal dalam serangan itu, tidak muncul sama sekali, meskipun pemakamannya digelar hari itu juga. 

"Satu lagi pejabat senior Hamas di luar negeri yang bisa diidentifikasi masih hidup dari foto pemakaman di Qatar hari ini: Hussam Badran," tulis Kais di X.

Serangan Israel, yang diberi nama "Operation Summit of Fire", menargetkan pertemuan para pemimpin Hamas di kompleks residensial Katara, Doha, saat mereka membahas proposal gencatan senjata Gaza yang disponsori AS. 

Hamas mengonfirmasi enam korban tewas dari kalangan mereka, termasuk Himam al-Hayya, Jihad Labad, dan tiga pengawal: Abdullah Abu Khalil, Muaman Abu Omar, serta Ahmad Abu Malek. 

Selain itu, satu petugas keamanan internal Qatar juga tewas, dengan beberapa warga sipil terluka. 

Hamas bersikeras bahwa upaya pembunuhan terhadap tim negosiasi gagal, dan para pemimpin senior seperti al-Hayya, Khaled Mashaal, Zaher Jabarin, dan Muhammad Darwish selamat.

Absennya al-Hayya dari pemakaman putranya menambah misteri, mengingat ia sebelumnya kehilangan banyak anggota keluarga dalam konflik, termasuk istri, tiga anak, dan tiga saudara pada 2007-2008. 

Media Israel seperti Times of Israel melaporkan bahwa serangan itu "sepenuhnya dibenarkan" sebagai balasan atas serangan 7 Oktober 2023, meski AS mengkritiknya karena "tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika" dan melanggar kedaulatan Qatar, sekutu utama Washington. 

Qatar sendiri mengecam serangan sebagai "kejahatan keji" dan pelanggaran hukum internasional, tapi tetap berkomitmen sebagai mediator.(evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya