Motor Rusak Meski Baru Servis Rp20 Juta di Yahukimo, Pendeta dan Warga Tuntut Ganti Rugi

Motor Rusak Meski Baru Servis Rp20 Juta di Yahukimo, Pendeta dan Warga Tuntut Ganti Rugi

DEKAI, LELEMUKU.COM - Sebuah bengkel motor di Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, mencuri perhatian warganet setelah menagih biaya servis hingga Rp20 juta untuk memperbaiki motor Honda Blade. Kasus ini viral setelah pemilik motor, seorang pendeta bernama Nius Wenda, mengeluhkan motor miliknya kembali rusak hanya beberapa saat setelah keluar dari bengkel.

Motor tersebut sebelumnya dibeli dalam kondisi bekas dengan hanya menyisakan mesin dan rangka. Nius Wenda kemudian membawanya ke bengkel Hj. Tuti untuk diperbaiki. Pada awalnya, ia membayar Rp10 juta untuk biaya servis. Namun, setelah beberapa hari, motor kembali mengalami kerusakan, termasuk pada baut, lampu, dan aki. Pihak bengkel kemudian menyatakan bahwa biaya total perbaikan mencapai Rp20 juta dengan alasan adanya tambahan suku cadang yang harus dipesan dari Jayapura.

Video yang beredar di media sosial menampilkan adu argumen antara pendeta dan karyawan bengkel. Nius Wenda menyoroti sejumlah pemasangan yang dianggap tidak sesuai, mulai dari tangki bensin, baut jok, hingga aki yang digunakan. Rekannya sempat mencoba menegosiasikan agar biaya lebih rasional, mengingat nilai yang ditagihkan hampir setara dengan harga motor baru.

Polres Yahukimo turun tangan untuk melakukan mediasi antara pemilik motor dan bengkel. Dalam mediasi itu, pihak bengkel setuju mengembalikan Rp 5 juta kepada Nius Wenda dan melakukan perbaikan menyeluruh terhadap kerusakan yang tersisa. Pihak bengkel berdalih bahwa sebagian dari biaya tambahan disebabkan oleh ongkos kirim suku cadang dan keterbatasan stok komponen di Yahukimo. 

Keputusan mediasi ini diterima kedua pihak sebagai penyelesaian damai. Polisi menyatakan bahwa saat ini kasus tidak akan dilanjutkan ke proses hukum karena sudah disepakati penyelesaian bersama, kecuali jika di kemudian hari ada bukti baru yang menunjukkan unsur pidana atau penipuan yang disengaja.

Kasus ini memicu beragam komentar dari masyarakat yang turut menyoroti praktik bengkel di Yahukimo. Sas Kenangalem dalam komentarnya di media sosial mengatakan pernah singgah di bengkel tersebut namun enggan melakukan perbaikan karena cara kerja dianggap tidak profesional. 

Menurutnya, barang kecil di bengkel lain harganya masih lebih murah, sedangkan di bengkel itu justru lebih mahal. "Sejak saat itu saya tidak pernah lagi membawa motor untuk diperbaiki di tempat tersebut."

Selanjutnya, Simon Tokoro, menilai biaya yang ditagihkan tidak masuk akal. Ia membandingkan biaya turun mesin di Jayapura yang hanya sekitar Rp1,5 juta, sedangkan di Yahukimo bisa mencapai Rp2,5 juta hingga Rp3 juta. Menurutnya, harga Rp15 juta sekalipun sudah terlalu mahal untuk sebuah motor bebek, apalagi sampai Rp20 juta.

Atha, warga Yahukimo lainnya menyebut persoalan harga yang melonjak tajam antar bengkel di daerah itu. Ia mencontohkan aki dengan harga Rp300 ribu di tempat lain bisa menjadi Rp700 ribu di Yahukimo. 

Ia juga menyebut tidak ada bengkel yang benar-benar bisa memperbaiki motor dengan baik, dan hanya fokus mencari keuntungan. Menurutnya, jika ada bengkel resmi di Jayapura seperti dari Sinar Sakti Motor atau Honda Motor yang berani membuka cabang di Yahukimo, maka bengkel kecil lain bisa tutup karena kalah bersaing. (evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya