Mohamed Irfaan Ali Serukan Keadilan Iklim dan Dukungan Pembangunan di Karibia

Mohamed Irfaan Ali Serukan Keadilan Iklim dan Dukungan Pembangunan di Karibia

NEW YORK, LELEMUKU.COM – Presiden Republik Guyana, Mohamed Irfaan Ali, menyampaikan pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada 23-27 dan 29 September 2025.

Sebagai pemimpin yang menjabat sejak Agustus 2020, Ali memanfaatkan forum global ini untuk menyoroti isu-isu krusial seperti keadilan iklim, pembangunan berkelanjutan di Karibia, dan kerja sama regional, sambil menegaskan komitmen Guyana terhadap perdamaian dunia dan pelestarian lingkungan.

Dalam pidatonya yang disiarkan langsung melalui saluran resmi PBB, Ali, yang berlatar belakang sebagai ekonom dan tokoh Partai Progresif Rakyat, menekankan bahwa Guyana, sebagai negara dengan hutan hujan Amazon yang luas, memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim, namun membutuhkan dukungan global untuk menghadapi tantangan lingkungan.

“Guyana menawarkan solusi iklim melalui hutan kami yang menyerap karbon, namun kami menyerukan keadilan iklim dan pendanaan yang adil untuk negara berkembang guna melawan krisis lingkungan,” ujar Ali.

Ia merujuk pada banjir pantai yang melanda Guyana pada 2025, yang mengancam komunitas pesisir dan infrastruktur vital di negara tersebut.

Ali juga menyentuh isu global seperti ketimpangan ekonomi dan krisis kemanusiaan, mendesak negara-negara maju untuk memenuhi komitmen pendanaan iklim sebesar 100 miliar dolar AS per tahun guna mendukung negara berkembang yang rentan terhadap bencana lingkungan.

Sebagai presiden yang memimpin transformasi ekonomi Guyana melalui sektor minyak dan gas, ia menegaskan peran negaranya dalam mendukung inisiatif PBB untuk pelestarian lingkungan dan kerja sama regional melalui CARICOM. Pidato ini disambut tepuk tangan dari delegasi Karibia dan Amerika Latin, meskipun beberapa kritikus domestik menilai Ali perlu lebih fokus pada isu ketimpangan sosial di Guyana.

Sidang Umum PBB ke-80, yang dibuka pada 22 September 2025, menjadi panggung bagi lebih dari 150 pemimpin dunia untuk membahas agenda seperti reformasi PBB, konflik Ukraina, dan krisis Gaza.

Ali bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada 12 Februari 2025 untuk membahas isu iklim dan pembangunan, dan baru-baru ini bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 22 September 2025 di sela-sela UNGA, membahas kerja sama dalam energi terbarukan dan perdagangan.

Sebagai pemimpin yang mewakili aspirasi Guyana untuk kemajuan dan keberlanjutan, Ali menegaskan visi negaranya sebagai model pelestarian lingkungan di Karibia. Pidatonya menekankan pentingnya solidaritas internasional, dengan harapan Guyana dapat menginspirasi dunia untuk bertindak demi masa depan yang lebih hijau dan adil. “Kami bukan hanya penjaga hutan; kami adalah arsitek masa depan yang berkelanjutan,” tutupnya. (evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya