Malam Ini, Gerhana Bulan Total Hiasi Langit di Seluruh Indonesia

Malam Ini, Gerhana Bulan Total Hiasi Langit di Seluruh Indonesia

JAKARTA, LELEMUKU.COM – Malam ini, Minggu (7/9/2025), langit Indonesia akan disuguhi fenomena alam langka berupa gerhana Bulan total. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa gerhana akan dimulai pukul 22:28 WIB dan mencapai puncaknya pada pukul 01:11 WIB, yang sudah berganti tanggal menjadi 8 September 2025. 

Kabar gembiranya, fenomena ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali, asalkan kondisi cuaca mendukung.

Gerhana Bulan total terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, menyebabkan bayangan Bumi menutupi seluruh permukaan Bulan. 

Selama puncak gerhana, Bulan akan tampak berwarna kemerahan, yang sering disebut sebagai "Blood Moon," akibat pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi. 

“Ini adalah kesempatan langka bagi masyarakat Indonesia untuk menyaksikan keindahan alam semesta. Pastikan Anda berada di tempat dengan langit cerah dan minim polusi cahaya,” ujar Kepala Pusat Informasi BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, dalam keterangan resmi, Minggu (7/9/2025).

Fenomena ini dapat diamati dengan mata telanjang tanpa alat bantu, meskipun teleskop atau binokuler dapat memperkaya pengalaman. 

BMKG mengimbau masyarakat untuk memilih lokasi pengamatan di area terbuka, seperti lapangan atau dataran tinggi, untuk mendapatkan pandangan terbaik. 

“Tidak perlu peralatan khusus, tapi pastikan langit tidak tertutup awan. Kota-kota besar seperti Jakarta mungkin perlu menghindari area dengan polusi cahaya tinggi,” tambah Andi.

Gerhana Bulan total ini diprediksi berlangsung selama sekitar 3 jam, dengan durasi totalitas (saat Bulan sepenuhnya tertutup bayangan Bumi) sekitar 72 menit. 

Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), gerhana ini adalah yang kedua dari dua gerhana Bulan pada 2025, setelah gerhana sebagian pada Maret lalu. 

“Fenomena ini aman untuk dilihat langsung dan menjadi momen edukasi bagi anak-anak untuk belajar tentang tata surya,” ujar Kepala LAPAN, Dr. Thomas Djamaluddin.

BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi perubahan cuaca, mengingat September masih merupakan musim peralihan di beberapa wilayah Indonesia. 

“Kami sarankan cek prakiraan cuaca setempat agar pengamatan tidak terganggu,” tutur Andi. 

Untuk mendukung edukasi, beberapa planetarium, seperti Planetarium Jakarta, akan menyiarkan langsung fenomena ini melalui platform daring untuk masyarakat yang tidak dapat mengamati langsung akibat cuaca buruk. (Evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya