Luong Cuong Tekankan Nilai Perdamaian dan Reformasi PBB untuk Masa Depan Berkelanjutan

Luong Cuong Tekankan Nilai Perdamaian dan Reformasi PBB untuk Masa Depan Berkelanjutan

NEW YORK, LELEMUKU.COM – Presiden Negara Sosialis Republik Vietnam, Luong Cuong, menyampaikan pidato kunci dalam Debat Umum Tingkat Tinggi Sesi ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada 23 September 2025. 

Dalam pidatonya, Luong Cuong menyoroti nilai perdamaian sebagai pondasi utama untuk membangun masa depan yang stabil, adil, demokratis, dan sejahtera, sambil mendesak reformasi institusi multilateral global untuk mengatasi tantangan kontemporer seperti konflik, persaingan strategis, dan ketidaksetaraan.

Luong Cuong membuka pidatonya dengan ucapan selamat kepada Presiden Sesi ke-80 PBB dan penghargaan atas kontribusi Sekjen PBB serta pendahulunya. Ia merefleksikan peran PBB selama 80 tahun terakhir sebagai wujud aspirasi umat manusia untuk perdamaian, kerjasama, dan pembangunan, yang telah berhasil mencegah perang besar, mengurangi kemiskinan, dan memajukan sains serta teknologi. 

Namun, ia memperingatkan tentang krisis saat ini, termasuk perang lokal yang meningkat, perlombaan senjata, dan penurunan multilateralisme akibat unilateralisme serta penurunan komitmen politik. Ini adalah saat yang tepat untuk bersatu dan mempromosikan peran tak tergantikan multilateralisme dan tatanan internasional berbasis aturan, dengan PBB sebagai jantungnya, tegasnya.

Tema utama pidato adalah menghormati nilai perdamaian dan mendorong transformasi kuat untuk masa depan berkelanjutan. Luong Cuong menekankan perdamaian sebagai tujuan sekaligus prasyarat, yang selaras dengan identitas nasional Vietnam. 

Ia mengusulkan memperkuat hukum internasional sebagai pondasi perdamaian, dengan menjunjung Piagam PBB, kedaulatan, integritas teritorial, non-intervensi, dan penyelesaian sengketa secara damai. Vietnam menyambut upaya perdamaian seperti kesepakatan antara Rwanda-Kongo Demokratis dan Armenia-Azerbaijan, serta mendukung solusi diplomatik untuk isu keamanan. 

Selain itu, ia membangun budaya perdamaian melalui kepercayaan, dialog, dan kerjasama, termasuk gencatan senjata, perlindungan warga sipil, dan akses kemanusiaan di zona konflik. Ia menyambut pengakuan lebih banyak negara terhadap Negara Palestina, mendesak bantuan darurat untuk krisis kemanusiaan Palestina, serta menyerukan AS untuk mencabut embargo terhadap Kuba dan menghapusnya dari daftar sponsor terorisme. 

Ia juga meningkatkan peran organisasi regional dalam perdamaian dan pembangunan. Sebagai anggota aktif ASEAN, Vietnam bangga dengan kekuatan sentral ASEAN di kawasan Asia-Pasifik, termasuk peran dalam gencatan senjata Kamboja-Thailand, implementasi Konsensus Lima Poin untuk Myanmar, serta menjaga perdamaian di Laut China Selatan berdasarkan UNCLOS 1982, termasuk pelaksanaan Deklarasi Dokumen Perilaku dan finalisasi Kode Etik.

Pada tema transformasi berkelanjutan, Luong Cuong mendesak reformasi PBB dan lembaga keuangan internasional agar lebih adaptif, adil, transparan, dan efisien, mendukung inisiatif UN80 untuk PBB 2.0 yang lebih ramping dan efektif. 

Ia menyoroti transformasi digital dan hijau sebagai pendorong saling melengkapi untuk kemajuan ilmiah dan lingkungan, dengan ajakan untuk rencana induk, investasi R&D, pelatihan sumber daya manusia berkualitas, dan infrastruktur teknologi hijau. Negara maju bertanggung jawab berbagi teknologi dengan negara berkembang dan miskin, katanya, sambil menekankan kerjasama internasional untuk transfer teknologi dan keuangan hijau.

Luong Cuong juga membahas tantangan era digital seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, pengangguran, dan krisis informasi, menyerukan transformasi sosial yang berpusat pada manusia untuk memberantas kemiskinan, menciptakan lapangan kerja layak, dan memastikan keadilan sosial. Vietnam berharap KTT Pembangunan Sosial Dunia Kedua pada November mendatang menghasilkan kemajuan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Ia berbagi kemajuan Vietnam dari reruntuhan perang dan isolasi menjadi negara berpenghasilan menengah dengan integrasi internasional mendalam: hubungan diplomatik dengan 194 negara, kemitraan strategis/komprehensif dengan 38 negara, dan anggota utama berbagai organisasi global. 

Vietnam menargetkan menjadi negara industri modern berpenghasilan menengah atas pada 2030, berpenghasilan tinggi pada 2045, mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dan emisi nol bersih pada 2050. Ia mengundang negara-negara ke Hanoi untuk penandatanganan Konvensi PBB Melawan Kejahatan Siber pada 25 Oktober, serta mendukung kandidasi Vietnam ke Dewan HAM PBB untuk periode 2026–2028 dan Hakim Tribunal Hukum Laut Internasional untuk 2026–2036.

Selama kunjungan, Luong Cuong juga bertemu dengan pebisnis AS untuk memperluas investasi dan kerjasama bilateral. Debat Umum berlangsung hingga 27 dan 29 September 2025, membahas isu mendesak seperti keamanan, pembangunan, dan perubahan iklim. Rekaman lengkap tersedia di situs resmi PBB, dengan reaksi positif dari negara-negara berkembang yang mendukung seruannya untuk solidaritas global. (evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya