John Dramani Mahama Sebut Afrika Berperan Besar di Masa Depan PBB
NEW YORK, LELEMUKU.COM - Presiden Republik Ghana John Dramani Mahama menyampaikan pidato di Debat Umum Sesi ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Kamis, 25 September 2025.
Dia menyoroti peran krusial Afrika di masa depan organisasi tersebut, merefleksikan sejarah kolonialisme yang membatasi kontribusi benua itu, serta mendesak PBB untuk melakukan "agenda reset" guna menyesuaikan diri dengan dunia yang berubah di tengah ulang tahun ke-80 yang penuh refleksi.
Mahama memulai pidatonya dengan membahas peran kecil Afrika dalam pendirian PBB pada 1945, di mana hanya empat negara Afrika—Mesir, Ethiopia, Liberia, dan Afrika Selatan—terlibat dari 51 negara pendiri, sebagai akibat dari Konferensi Berlin 1884 yang memicu "Scramble for Africa" dan kolonialisme. Ia menekankan bahwa "masa lalu adalah prakata," dan kini peran Afrika akan "besar dan berpengaruh," mengingat proyeksi PBB bahwa pada 2050, lebih dari 25 persen populasi dunia dan sepertiga pemuda berusia 15-24 tahun akan berasal dari Afrika.
Presiden Ghana itu menegaskan bahwa "masa depan adalah Afrika! Izinkan saya katakan sekali lagi, lebih keras untuk orang-orang di belakang. Masa depan adalah Afrika!" Ia memuji Afrika sebagai katalisator potensi manusia, pembangunan, reformasi ekonomi, dan stabilitas ekologis, sambil menantang pandangan bias implisit dari rasisme dan imperialisme yang meremehkan ketahanan benua itu.
Mahama berbagi kemajuan Ghana di bawah kepemimpinannya yang kedua (non-konsekutif) sejak Januari 2025, di mana inflasi turun dari 23,8 persen pada Desember 2024 menjadi 11,5 persen pada Agustus 2025, mata uang cedi menguat dan menjadi yang terbaik di dunia menurut Bloomberg, serta inisiatif "Ekonomi 24 Jam" untuk transformasi ekonomi. Program "agenda reset" ini, katanya, mencerminkan kepercayaan rakyat yang pulih dan fondasi ekonomi yang lebih kuat.
Ia mendesak PBB untuk melakukan recalibrasi serius, mengingat jumlah anggota telah hampir empat kali lipat sejak 1945, dengan menyatakan bahwa "PBB harus juga memulai proses recalibrasi serius dan menetapkan agenda reset-nya sendiri." Pidato ini disampaikan di tengah gelombang pidato kepala negara dan pemerintah dari 23-27 dan 29 September 2025, yang membahas isu mendesak seperti konflik di Ukraina, Gaza, Sudan, serta krisis iklim yang semakin parah.
Hingga Jumat, 26 September 2025, pidato Mahama menjadi sorotan karena penekanannya pada potensi Afrika dan reformasi PBB, dengan rekaman lengkap tersedia di situs resmi PBB, termasuk versi audio dalam bahasa Inggris. Analis internasional memuji pendekatan Ghana yang visioner dan inklusif, di tengah tekanan global untuk merevitalisasi PBB. (evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
