João Lourenço Serukan Perdamaian Afrika dan Reformasi Tata Kelola Global
NEW YORK, LELEMUKU.COM – Presiden Republik Angola, João Manuel Gonçalves Lourenço, menyampaikan pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada 23-27 dan 29 September 2025.
Sebagai pemimpin yang menjabat sejak 2017, Lourenço memanfaatkan forum global ini untuk menyoroti isu-isu krusial bagi Afrika, termasuk perdamaian, keadilan ekonomi, dan perubahan iklim, sambil menegaskan komitmen Angola terhadap stabilitas regional dan reformasi tata kelola global.
Dalam pidatonya yang disiarkan langsung melalui saluran resmi PBB, Lourenço, yang berlatar belakang sebagai mantan Menteri Pertahanan dan tokoh senior MPLA, menekankan bahwa Angola, sebagai negara yang bangkit dari perang saudara, terus bekerja untuk memperkuat perdamaian dan pembangunan di Afrika.
“Afrika membutuhkan perdamaian yang berkelanjutan dan keadilan ekonomi. Kami menyerukan reformasi sistem keuangan global agar lebih adil bagi negara-negara berkembang, serta dukungan nyata untuk mengatasi dampak perubahan iklim,” ujar Lourenço.
Ia merujuk pada krisis iklim yang memperburuk banjir dan kekeringan di Angola pada 2025, yang mengganggu ketahanan pangan dan merusak infrastruktur di wilayah selatan negara itu.
Lourenço juga menyentuh isu global seperti ketimpangan ekonomi, menyerukan agar negara-negara maju memenuhi komitmen pendanaan iklim sebesar 100 miliar dolar AS per tahun untuk membantu negara berkembang menghadapi krisis lingkungan.
Sebagai presiden yang telah memimpin reformasi ekonomi dan anti-korupsi di Angola, ia menegaskan peran Angola dalam mempromosikan perdamaian regional, termasuk mediasi dalam konflik di Republik Demokratik Kongo dan dukungan terhadap inisiatif Uni Afrika. Pidato ini disambut tepuk tangan dari delegasi Afrika, meskipun mendapat kritik dari oposisi Angola yang menilai Lourenço kurang tegas menangani tantangan domestik seperti pengangguran.
Sidang Umum PBB ke-80, yang dibuka pada 22 September 2025, menjadi panggung bagi lebih dari 150 pemimpin dunia untuk membahas agenda seperti reformasi PBB, konflik Ukraina, dan krisis Gaza.
Lourenço bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada 10 Februari 2025 untuk membahas isu tersebut, dan baru-baru ini bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 22 September 2025 di sela-sela UNGA, membahas kerja sama perdagangan dan investasi energi.
Sebagai pemimpin yang telah membawa Angola ke era stabilitas pasca-konflik, Lourenço mewakili aspirasi baru benua Afrika. Pidatonya menekankan pentingnya solidaritas global, dengan harapan Angola dapat menjadi model pembangunan berkelanjutan dan perdamaian di kawasan. “Kami bukan hanya penyintas masa lalu; kami adalah arsitek masa depan yang adil,” tutupnya. (evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
