Jennifer Geerlings-Simons Soroti Isu Karibia, Reparasi dan Transisi Energi di Sidang Umum PBB ke-80
NEW YORK, LELEMUKU.COM – Presiden Republik Suriname, Jennifer Geerlings-Simons, menyampaikan pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada 23-27 dan 29 September 2025.
Sebagai pemimpin baru yang dilantik pada Juli 2025, Geerlings-Simons memanfaatkan forum global ini untuk menyoroti isu-isu krusial bagi Karibia dan Amerika Latin, termasuk ketidakamanan di Haiti, dukungan terhadap rencana reparasi CARICOM, serta kebijakan pendanaan iklim global, sambil menegaskan komitmen Suriname terhadap transisi energi berkelanjutan.
Dalam pidatonya yang disiarkan langsung melalui saluran resmi PBB, Geerlings-Simons, yang berlatar belakang sebagai mantan Wakil Presiden (2020-2025) dan tokoh politik berpengaruh di Suriname, menekankan bahwa Suriname, sebagai negara Karibia kecil, terus berjuang melawan dampak kolonialisme dan ketidakadilan global yang memperburuk ketidaksetaraan ekonomi dan keamanan.
“Suriname bangga menjadi bagian dari komunitas global yang lebih baik bersama, tapi kami menuntut keadilan bagi Karibia: dukungan tegas untuk stabilitas Haiti, realisasi rencana reparasi CARICOM atas warisan perbudakan, dan pendanaan iklim yang adil dari negara maju untuk negara rentan seperti kami,” ujar Geerlings-Simons.
Ia merujuk pada investasi senilai 10 miliar dolar AS di sektor minyak dan gas Suriname sebagai "permulaan baru" untuk pembangunan, sambil menegaskan komitmen negara itu terhadap transisi energi hijau untuk mengurangi ketergantungan pada fosil.
Geerlings-Simons juga menyentuh isu global seperti perubahan iklim, menyerukan agar negara-negara maju memenuhi komitmen pendanaan iklim sebesar 100 miliar dolar AS per tahun untuk negara berkembang, serta menyerukan reformasi PBB agar lebih inklusif bagi negara kecil.
Sebagai presiden perempuan pertama Suriname yang terpilih melalui pemilu 2025, ia menegaskan peran Suriname dalam menjaga perdamaian regional, termasuk dukungan terhadap inisiatif CARICOM untuk mengatasi krisis keamanan di Haiti dan memperkuat kerja sama ekonomi di Amerika Latin. Pidato ini disambut tepuk tangan dari delegasi Karibia dan Amerika Latin, meskipun mendapat kritik dari oposisi Suriname yang menuduhnya kurang fokus pada isu domestik seperti korupsi dan hak asasi manusia.
Sidang Umum PBB ke-80, yang dibuka pada 22 September 2025, menjadi panggung bagi lebih dari 150 pemimpin dunia untuk membahas agenda seperti reformasi PBB, konflik Ukraina, dan krisis Gaza.
Geerlings-Simons bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada 15 Agustus 2025 untuk membahas isu tersebut, dan baru-baru ini bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 22 September 2025 di sela-sela UNGA, membahas kerja sama perdagangan dan investasi.
Sebagai presiden perempuan pertama Suriname yang lahir pada era pasca-kolonial, Geerlings-Simons mewakili generasi baru pemimpin Karibia. Pidatonya menekankan pentingnya solidaritas global, dengan harapan Suriname dapat menjadi model transisi energi berkelanjutan di wilayah itu. “Kami bukan lagi korban masa lalu; kami adalah pembangun masa depan yang adil,” tutupnya. (evu)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
