Ishmael Toroama, Dari Pejuang Revolusi ke Presiden Bougainville yang Diakui Dunia

Ishmael Toroama, Dari Pejuang Revolusi ke Presiden Bougainville yang Diakui Dunia

PORT MORESBY, LELEMUKU.COM – Ishmael Toroama, mantan komandan Bougainville Revolutionary Army (BRA) yang pernah dicap sebagai teroris selama Perang Saudara Bougainville, kini menjelma menjadi simbol perdamaian dan kepemimpinan. 

Pada 3 September 2025, Presiden Daerah Otonom Bougainville ini mendapat pengakuan signifikan dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres dalam pertemuan bilateral di Port Moresby, Papua Nugini. 

Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam perjuangan Bougainville menuju pengakuan internasional atas aspirasi kemerdekaannya.

Kepada Guterres, Toroama menegaskan komitmen Bougainville terhadap perdamaian, demokrasi, dan supremasi hukum. 

Dikatakan, hasil Referendum 2019, di mana 97,7% rakyat Bougainville memilih kemerdekaan dari Papua Nugini, dan mendesak PBB serta komunitas internasional untuk menghormati pilihan demokratis tersebut. 

“Bougainville menghormati prinsip demokrasi dan hak asasi manusia sebagaimana diatur dalam Deklarasi Universal HAM serta kovenan internasional lainnya,” ujar Toroama, seraya menegaskan bahwa Papua Nugini, sebagai pihak dalam perjanjian internasional, wajib menghormati hasil referendum tersebut.

Toroama juga mempresentasikan buku The Bougainville Memoir kepada Guterres, yang mengisahkan perjuangan, kemenangan, dan proses rekonsiliasi Bougainville. 

Ia meminta PBB untuk membuka kembali kantor politik di Bougainville guna mendukung proses perdamaian dan transisi menuju kemerdekaan, sebagaimana diatur dalam Perjanjian Damai Bougainville dan Perjanjian Era Krone, yang menetapkan kemerdekaan Bougainville paling lambat pada 2027. 

Guterres merespons dengan mengakui komitmen Bougainville terhadap perdamaian dan menjanjikan dukungan PBB untuk proses damai serta Perjanjian Hubungan Melanesia yang ditandatangani pada Juni 2025 antara Toroama dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape.

Pertemuan ini mendapat perhatian luas, baik di Bougainville maupun di panggung internasional. Konsul Jenderal Jepang di Port Moresby, Takada Mari, memuji acara ini sebagai “hadiah luar biasa” untuk peringatan 28 tahun status munisipalitas Bougainville. 

Di media sosial, beberapa pengguna seperti memuji Toroama sebagai “pejuang yang kini menjadi pembawa damai,” sementara PacificTruth mengungkit urgensi dukungan internasional untuk menjamin kemerdekaan Bougainville tanpa hambatan politik dari Papua Nugini. 

Meski demikian, Toroama menghadapi resistensi dari beberapa pihak di Papua Nugini yang enggan melepaskan Bougainville, ditambah dengan kendala ekonomi dan infrastruktur di wilayah otonom tersebut. Ia menanggapi resistensi itu dengan menyatakan, “Kemerdekaan adalah aspirasi rakyat, dan itulah mengapa mereka memilih saya sebagai presiden.”

Ishmael Toroama, lahir pada 28 Februari 1969 di Desa Roreinang, Distrik Kieta, Bougainville, memulai perjuangannya di tengah konflik berdarah yang dikenal sebagai Perang Saudara Bougainville (1988–1998). 

Sebagai anggota BRA, ia menjadi salah satu komandan lapangan yang disegani, bahkan pernah terluka akibat granat roket pada 1997. 

Pada 1999, ia diangkat sebagai Kepala Pertahanan BRA dan menjadi salah satu penandatangan Perjanjian Damai Bougainville 2001, yang mengakhiri konflik yang merenggut sekitar 20.000 nyawa.

Setelah perang, Toroama beralih profesi menjadi perantara rekonsiliasi, petani kakao, dan penyedia jasa keamanan lokal, sebelum akhirnya terjun ke politik. 

Meski gagal dalam beberapa pemilihan sebelumnya, ia berhasil terpilih sebagai Presiden Daerah Otonom Bougainville pada September 2020, mengalahkan 24 kandidat lainnya. 

Pada 4 September 2025, Toroama kembali mencalonkan diri untuk periode kedua dalam pemilu Bougainville, yang menunjukkan 404 kandidat bersaing untuk 46 kursi parlemen. (Evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya