Hotel Bintang Tiga Anjlok, Tapi Tamu Menginap Lebih Lama di Papua Tengah

Hotel Bintang Tiga Anjlok, Tapi Tamu Menginap Lebih Lama di Papua Tengah

JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua untuk Juli 2025 memperlihatkan fenomena kontras di sektor perhotelan Papua Tengah. Meski tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang tiga anjlok drastis, tamu yang menginap justru memilih tinggal lebih lama.

BPS mencatat TPK keseluruhan hotel bintang di Papua Tengah pada Juli 2025 sebesar 34,42 persen, turun 6,46 poin dari Juni 2025. Jika dirinci menurut kelas, TPK hotel bintang tiga turun 29,36 poin dibanding Juli 2024 penurunan terdalam antar kelas. 

Ironisnya, rata-rata lama menginap tamu (RLMT) pada hotel bintang justru naik 1,08 poin menjadi 3,11 hari, dengan kenaikan RLMT paling besar terjadi pada kelas bintang tiga (+1,67 poin). Data ini menunjukkan bahwa walau jumlah tamu turun, mereka yang datang cenderung menginap lebih lama. (sumber data: BPS Provinsi Papua)

Para pelaku industri dan pengamat pariwisata melihat beberapa kemungkinan penyebab paradoks ini. Pertama, pola kunjungan yang lebih berfokus pada wisata pengalaman (experience-based travel) atau kegiatan khusus—seperti tur alam, penelitian, kunjungan kerja proyek—mendorong sebagian kecil tamu untuk menginap lebih lama di akomodasi yang lebih nyaman. 

Kedua, faktor ketersediaan kamar atau acara lokal berskala kecil bisa menyebabkan okupansi menurun secara umum tetapi mengumpulkan tamu yang melakukan tinggal panjang.

Permintaan akomodasi dapat dilihat dari daya tarik wisata di dua kota utama Papua Tengah yaitu Nabire dan Timika.

Di Nabire, daya tarik laut menjadi magnet utama wisatawan. Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (Cenderawasih Bay National Park) terkenal sebagai salah satu lokasi langka untuk menyelam dan berenang bersama hiu paus (whale sharks), khususnya di perairan sekitar Kwatisore. Pengalaman petualangan ini lah yang mendorong wisatawan untuk menginap beberapa hari demi jadwal pelayaran dan penyelaman. 

Selain itu Nabire memiliki pantai populer seperti Pantai Gedo, Pulau Ahe, dan beberapa air terjun serta titik snorkeling yang menarik wisata alam dan ekowisata. 

Sementara di Timika, kombinasi atraksi alam dan aktivitas terkait industri menjadikan kota ini unik. Timika menjadi pintu gerbang menuju Taman Nasional Lorentz, salah satu taman nasional terbesar dan situs warisan dunia yang menawarkan trekking pegunungan, keanekaragaman hayati, serta destinasi Danau dan pegunungan tinggi. 

Selain itu destinasi lokal seperti Pantai Ipaya, sungai-sungai (Kali Kyura, Kali Pindah-Pindah), sampai lokasi wisata edukasi/industri seperti area tambang Grasberg turut memengaruhi pola kunjungan—beberapa wisatawan datang untuk eksplorasi alam panjang, sementara lainnya singgah singkat terkait urusan kerja atau kunjungan keluarga. 

Objek wisata yang memerlukan logistik (perjalanan laut/udara, jadwal penyelaman, trekking) cenderung menarik tamu yang menginap lebih lama agar bisa mengikuti kegiatan yang sifatnya multi-hari. 

Hal ini selaras dengan kenaikan RLMT khususnya di hotel bintang tiga yang menyediakan keseimbangan antara fasilitas memadai dan harga relatif terjangkau untuk tinggal beberapa malam.

Kepala BPS Provinsi Papua menilai kombinasi ini memberi peluang dan tantangan. Di satu sisi, akomodasi kelas menengah (bintang tiga) dapat mengembangkan paket menginap berbasis aktivitas. Seperti paket diving hiu paus di Nabire atau paket trekking Lorentz dari Timika untuk memaksimalkan okupansi dari segmen tamu yang bersedia menginap lebih lama. Di sisi lain, penurunan TPK total menuntut upaya promosi lebih agresif untuk menarik jumlah tamu lebih besar, bukan hanya meningkatkan durasi tamu yang datang. (evu)

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.


Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Artikel Terkini Lainnya