Hendrik Lewerissa dan Sherly Tjoanda di HUT Gereja Protestan Maluku (GPM) ke-90 di Bumi Saruma
LABUHA, LELEMUKU.COM – Perayaan Hari Ulang Tahun ke-90 Gereja Protestan Maluku (GPM) di Halmahera Selatan meninggalkan jejak sejarah. Untuk pertama kalinya, Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa dan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda tampil bersama dalam panggung perayaan iman di Bumi Saruma, Sabtu (6/9).
Kebersamaan dua pemimpin daerah yang lahir dari satu induk provinsi itu memberi makna mendalam: GPM bukan hanya milik Maluku, tetapi juga telah menjadi denyut kehidupan masyarakat Maluku Utara.
Ketua Sinode GPM, Pdt. Elifas Tomix Maspaitella, mengingatkan kembali panggilan profetik gereja.
“Semua umat harus merasakan kehadiran gereja secara nyata,” ujarnya.
Pesan itu ia kaitkan dengan gerakan keluarga menanam dan melaut, hingga pameran ekonomi jemaat di Bacan. Baginya, gereja hadir bukan hanya di altar, tetapi juga di ladang, pasar, dan laut—menyatu dengan kehidupan sehari-hari umat.
Wakil Bupati Halmahera Selatan, Helmi Umar Muchsin, dalam sambutannya menegaskan arti penting kebersamaan.
“Kebersamaan adalah modal penting menjalin kerja sama. Bergandeng tangan membangun daerah dan bangsa,” katanya.
Ia juga mengumumkan bahwa Halmahera Selatan akan menjadi tuan rumah Sidang Majelis Pekerja Lengkap GPM tahun 2027. Sebuah kehormatan yang meneguhkan posisi strategis Tanah Saruma dalam perjalanan panjang gereja.
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, menekankan keberagaman sebagai kekuatan bangsa.
“GPM bersama Maluku–Malut menjadi pembawa damai dan cahaya pengharapan. Kuat dalam iman, kokoh dalam karakter, luas dalam kasih. Cinta, doa, dan kerja nyata akan membuat Indonesia, Maluku, dan Malut makin gemilang,” ucapnya penuh semangat.
Sementara itu, Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menggarisbawahi peran historis gereja dalam membangun identitas masyarakat kepulauan.
“GPM adalah jati diri Maluku dan Maluku Utara. Dari guru ajar, kita belajar membaca dan menulis. GPM membawa peradaban, dan kita adalah buah dari proses itu,” tegasnya.
Ia menyebut GPM sebagai “laboratorium perdamaian” yang menjaga budaya persaudaraan melampaui sekadar toleransi. Pesan penutupnya sederhana namun kuat: “Tetaplah menanam dan menyiram, sebab Tuhan memberi.”
Perayaan HUT ke-90 GPM di Halmahera Selatan menjadi lebih dari sekadar seremoni iman. Kehadiran dua gubernur dalam satu panggung memberi pesan simbolik tentang persatuan Maluku Raya—bahwa Ambon dan Halmahera, Maluku dan Maluku Utara, dipersatukan oleh ikatan sejarah, iman, dan budaya.
Bumi Saruma pun mencatat sejarah. Pada momen itu, perayaan iman menjelma ruang persaudaraan, ketika dua gubernur berdiri satu frame, bersama-sama meneguhkan gereja sebagai cahaya kehidupan bagi semua.(promalut)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri
